Pernyataan ini memberikan kabar baik bagi rupiah yang berharap mendapatkan dorongan penguatan melawan dominasi dolar AS.
Brahmantya menambahkan bahwa pemangkasan suku bunga AS pada pertemuan Fed September akan memiliki dua dampak yang berbeda, yakni soft landing maupun hard landing.
Jika suku bunga dipotong, skenario soft landing akan memberikan dorongan positif bagi rupiah, menunjukkan bahwa rupiah berada dalam jalur penguatan terhadap dolar AS.
BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Kamis 1 Agustus 2024 : Tergelincir 2 Poin Menjadi Rp16.262 per Dolar AS
BACA JUGA:UPDATE ! Kurs Rupiah Rabu 31 Juli 2024 : Tergelincir 17 Poin Menjadi Rp16.300 per Dolar AS
Sebaliknya, skenario hard landing dapat menimbulkan ketidakpastian tambahan bagi pasar.
"Pemangkasan suku bunga pada pertemuan Fed September akan memiliki dua dampak. Skenario soft landing akan memberikan dorongan positif bagi rupiah, sedangkan skenario hard landing dapat memperburuk ketidakpastian pasar,'' jelas Brahmantya.
Ia juga memproyeksikan bahwa pada perdagangan hari ini, rupiah berpotensi menguat hingga mencapai level Rp15.850 per dolar AS.
Sementara itu, kisaran perdagangan diperkirakan akan berada antara Rp15.950 per dolar AS sampai dengan Rp15.850 per dolar AS.
Beberapa faktor kunci yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencakup:
1. Kebijakan Moneter The Fed
Keputusan The Fed mengenai suku bunga merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan nilai tukar.
Sinyal pemotongan suku bunga dapat mengurangi daya tarik dolar AS, yang berdampak pada penguatan mata uang lain termasuk rupiah.
2. Data Ekonomi AS
Angka-angka dari pasar tenaga kerja dan indikator ekonomi lainnya mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap keputusan kebijakan moneter.
Data yang mengecewakan, seperti angka NFP, dapat menambah ketidakpastian di pasar dan mempengaruhi pergerakan mata uang.