Arah kebijakan moneter Amerika Serikat yang tidak sinkron dengan negara-negara lain (unsynchronized monetary policy) menjadi salah satu tantangan utama.
Kebijakan suku bunga yang berbeda-beda antar negara dapat mempengaruhi arus modal dan nilai tukar, sehingga BI harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menyesuaikan kebijakan moneter domestik.
2. Tingginya Utang Luar Negeri Negara Maju
Tingginya utang luar negeri negara maju, termasuk Amerika Serikat, berdampak pada suku bunga global.
Ketika suku bunga global meningkat, biaya pinjaman juga akan naik, yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
BI harus memastikan bahwa kebijakan moneter domestik tetap adaptif dan responsif terhadap perubahan ini.
3. Perkembangan Nilai Tukar
Perkembangan nilai tukar juga menjadi perhatian utama BI. Fluktuasi nilai tukar dapat mempengaruhi stabilitas harga dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
BI terus memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Dengan memperkuat bauran kebijakan yang mencakup stabilitas moneter, makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar, serta ekonomi keuangan inklusif dan hijau, Bank Indonesia berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap dampak rambatan global.
Perry Warjiyo menegaskan komitmen BI dalam menghadapi tantangan ini dan memastikan bahwa perekonomian Indonesia tetap berada pada jalur yang positif.***