JAKARTA, KORANPALPOS.COM - Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman menilai teknologi penyimpanan dan penangkapan karbon atau carbon capture storage (CCS) bakal memperpanjang pemanfaatan energi fosil.
“Teknologi CCS merupakan opsi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang juga dapat memperpanjang masa pemanfaatan energi fosil,” kata Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mewujudkan net zero emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, dengan gas bumi menjadi tulang punggung dalam transisi energi menuju energi bersih.
BACA JUGA: GAIKINDO Prediksi Populasi Mobil Hybrid Capai 70 Ribu di Akhir 2024
BACA JUGA:Menyala Emasku! Beli Emas di DANA Banjir Diskon: Begini Caranya
“Sepuluh tahun ke depan ini kita sebut golden age of gas di Indonesia sebagai energi transisi. Orang akan berlomba-lomba menggunakan gas bumi dalam melakukan kegiatannya. Penggunaan batu bara dan gas masih cukup besar dalam bauran energi nasional hingga tahun 2060 yang terlihat dari Rencana Umum Energi Nasional (RUEN),” sebut Saleh.
Dampak perubahan iklim sebagai akibat meningkatnya GRK memerlukan berbagai strategi untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.
Salah satu strategi tersebut adalah pemanfaatan teknologi CCS yang dapat mengurangi GRK ke atmosfer, sekaligus memperpanjang jangka waktu pemanfaatan energi fosil.
BACA JUGA:Klaim Saldo DANA Gratis Rp100 Ribu: Kesempatan Terbatas Hari Ini, Minggu 28 Juli 2024!
BACA JUGA:Hanya Klik Link Ini , Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp150 Ribu Hari Ini, Minggu 28 Juli 2024 !
“Banyak sumur migas di Indonesia yang mengandung konsentrasi CO2 cukup tinggi. Banyak pula sumur-sumur migas yang sudah depleted atau habis, sehingga memerlukan enhanced oil recovery (EOR)/enhanced gas recovery (EGR) untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi migas,” jelas Saleh.
Perkembangan sektor industri yang bersifat hard to abate atau harus menggunakan karbon dalam proses produksinya juga memerlukan CCS.
Berbagai penelitian sedang berlangsung untuk memanfaatkan CO2, di mana CO2 tidak lagi menjadi limbah tetapi berpeluang menjadi komoditas (carbon recycling).
BACA JUGA:UPDATE ! Harga Emas Antam Minggu, 28 Juli 2024 : Stabil di Angka RpRp1.396.000 per Gram !
BACA JUGA:Harga Pangan 28 Juli 2024 : Bawang Merah Naik Rp11.750 Jadi Rp40.390 per Kg !