PALEMBANG, KORANPALPOS.COM – Kondisi cuaca yang mulai memasuki musim kemarau khususnya di Sumsel saat ini, nampaknya bakal 'disambut' dengan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Bercermin pada tahun kemarin, Karhutla akan menimbulkan dampak polusi udara akibat Karhutla yang berefek pada gangguan penglihatan dan kesehatan lainnya.
Upaya dan persiapan untuk menghadapi musim kemarau baik Pemprov, Pemkab dan Pemkot dengan berkoordinasi dengan Forkopimda masing-masing telah dilakukan namun sejauh belum bisa diprediksi hasilnya secara luas karena kondisi kemarau baru akan dimulaI.
Bahkan Pemprov Sumsel sendiri telah menetapkan Sumsel sebagai siaga karhutla.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 25 Juli 2024 : Palembang dan Mayoritas Wilayah Indonesia Tertutup Awan !
BACA JUGA: Contraflow : Upaya Mengatasi Kemacetan Malah Bikin Macet Baru !
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel sendiri telah menyiagakan 1.000 personel untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu.
"Ada sekitar 1.000 personel yang bertugas dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumsel," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahabana di Palembang, belum lama ini.
Ia menjelaskan selain personel, BPBD juga mendapatkan telah bantuan lima unit helikopter dari BNPB, empat unit helikopter digunakan untuk pengoperasian waterbombing dan satu unit helikopter patroli
"Kami telah mengajukan bantuan helikopter itu delapan unit waterbombing dan dua helikopter patroli. Namun, saat ini baru didatangkan empat helikopter waterbombing dan satu helikopter patroli, ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi dan situasi di lapangan," jelasnya.
BACA JUGA:Heboh Roti Aoka Mengandung Zat Berbahaya bagi Kesehatan : Begini Penjelasan BPOM !
Untuk wilayah yang menjadi prioritas dalam penanggulangan karhutla ada 12 kabupaten/kota, namun ada empat wilayah yang menjadi prioritas utama karena luasnya lahan gambut, yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Banyuasin, dan Musi Banyuasin (Muba).
"Keempat daerah ini menjadi prioritas utama karena memiliki luasan lahan gambut terbanyak di Sumsel," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan perlunya mengubah pola pikir masyarakat ataupun memberikan edukasi tentang dampak dari pembakaran hutan dan lahan.