Peralatan yang dicek meliputi mesin pemadam kebakaran, alat penyemprot air, dan perlengkapan pendukung lainnya yang akan digunakan untuk mendukung satuan tugas yang diturunkan membantu pencegahan dan penanggulangan Karhutlah di wilayah provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Rachmad memberikan arahan kepada para pejabat utama dan personel yang mengawaki perlengkapan penanggulangan Karhutlah tentang pentingnya kesiapsiagaan dan kecepatan respon dalam menghadapi situasi darurat karhutlah.
"Saya mengingatkan agar seluruh personel selalu menjaga dan memelihara peralatan dengan baik, sehingga siap digunakan kapan saja untuk membantu masyarakat dan pemerintah daerah menanggulangi Karhutlah," ujarnya.
Menurut dia, peralatan yang dimiliki harus selalu dalam kondisi siap pakai, kecepatan dan kesiapsiagaan adalah kunci dalam penanggulangan karhutlah.
Seluruh personel Polda Sumsel dan satuan wilayah yang tersebar di 17 kabupaten dan kota diharapkan dapat bekerja dengan maksimal dan selalu waspada.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan jajaran Polda Sumsel dalam menghadapi karhutlah semakin optimal, guna melindungi masyarakat dan lingkungan dari ancaman kebakaran hutan dan lahan, jelas Irjen Pol Rachmad.
Tak Parah Dibanding 2023
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengungkapkan bahwa kemarau kali ini atau tahun 2024 tidak separah tahun 2023.
"Tahun 2023 lalu cuaca ekstrem terjadi karena El Nino ya dan tahun 2024 ini kita sedikit diuntungkan karena pada bulan Mei hingga Juli ada pasokan air dari uap lautan Indonesia sehingga masih terjadi hujan di wilayah Sumsel," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Sumsel Nandang di Palembang, Kamis.
Ia menambahkan saat ini bahkan potensi hujan dan angin kencang bisa saja terjadi sewaktu-waktu karena terdapat belokan masa udara di wilayah Sumsel.
"Meskipun sudah memasuki musim kemarau, karena potensi hujan yang sudah menurun, namun warga tetap harus mewaspadai potensi hujan dan angin kencang bisa saja terjadi sewaktu-waktu karena terdapat belokan masa udara di wilayah Sumatera Selatan," ucapnya.
Ia menuturkan kondisi kemarau juga bisa diantisipasi sebelumnya melalui modifikasi cuaca yang dilakukan di wilayah Sumsel, sehingga hujan masih berpotensi terjadi.
Kendati demikian potensi hotspot atau titik panas tetap bisa terjadi di Sumsel pada tahun ini, karena sampai bulan Agustus kekeringan akan melanda wilayah Sumsel.
Ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran yang bisa memicu besarnya titik panas karena kondisi kekeringan saat ini sudah mulai pada level yang mudah terbakar.
Nandang juga meminta instansi terkait untuk gerak cepat membantu bibit pertanian dan menangani permasalahan air, sehingga perkebunan dan pertanian tidak terdampak musim kemarau kali ini. ***