"Kami wajibkan mereka melakukan patroli dan memberikan himbauan serta berkoordinasi dengan Satgas yang ada di desa," ujarnya.
Sedangkan Kalaksa BPBD OI, Edi Rahmat, menambahkan bahwa musim kemarau meningkatkan intensitas Karhutla, sehingga pihaknya harus lebih siaga.
Hingga kini lanjut dia ada 12 desa di empat kecamatan yang lahannya terbakar, termasuk di Kecamatan Tanjung Batu, Inderalaya Utara, Pemulutan Barat, dan Pemulutan.
"Setiap kecamatan memiliki 3-6 orang Satgas dan Relawan Penanggulangan Bencana. Saat ada potensi karhutla, satgas kecamatan bertugas mengecek lapangan dengan peralatan pemadaman dini seperti motor trail, selang pemadam, nozel, dan mesin pompa jinjing, " ujar dia.
Dikatakannya, jika pemadaman dini berhasil, penanganan cukup dilakukan Satgas kecamatan dan relawan.
Namun, jika kebakaran tidak terkendali, Satgas kecamatan segera melapor ke pusat pengendalian operasi di Posko induk kabupaten untuk ditindaklanjuti.
Terkait upaya penanganan Karhutla ini, sejumlah warga Sumsel yang berhasil dimintai tanggapan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah untuk mengurangi risiko kebakaran serta dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Namun demikian, ada beberapa harapan yang diungkapkan oleh para warga terkait dengan upaya ini.
"Masyarakat berharap Pemprov, Pemkab, dan Pemkot dapat lebih proaktif dalam pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik pembakaran lahan yang tidak sesuai aturan," ujar Bambang, salah seorang Kota Palembang.
"Kami juga berharap adanya peningkatan dalam kapasitas penanggulangan darurat serta ketersediaan peralatan untuk memadamkan api dengan cepat.Dalam beberapa tahun terakhir, Sumsel telah melihat peningkatan jumlah kejadian karhutla yang mengkhawatirkan, yang tidak hanya merusak ekosistem alam, tetapi juga mempengaruhi kualitas udara di sekitar wilayah tersebut, " ucapnya, Kamis (25/7).
Selain itu, Bambang juga berharap ada langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya Karhutla dan edukasi tentang praktik pertanian yang berkelanjutan.
Rian, warga OI juga berharap pemerintah daerah di Sumsel diharapkan juga mampu meningkatkan kerja sama lintas sektoral antara pihak terkait, termasuk petani, perusahaan perkebunan, dan masyarakat sipil, untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dalam menangani masalah Karhutla.
"Jadi dengan adanya harapan warga akan penanganan Karhutla secara efektif, diharapkan langkah-langkah penanganan dan pencegahan Karhutla di Sumsel dapat terus ditingkatkan secara berkesinambungan.
Kalau saya lihat di sini, selain pengawasan melekat secara rutin, juga sikap tegas pemerintah dan aparat untuk menindak tegas baik itu perorangan maupun perusahaan tanpa pandang bulu, sehingga pencegahan dan penanganan Karhutla dapat dilakukan secara lancar dan efektif, " tandas pegawai salah satu perusahaan swasta ini.
Sementara itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo melakukan pengecekan peralatan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) di Gudang Logistik Mapolda, Palembang, Rabu, dalam menghadapi puncak musim kemarau diperkirakan pada Agustus 2024.
Dalam pengecekan tersebut, Irjen Pol Rachmad melihat kondisi peralatan yang selama ini tersimpan di gudang logistik untuk siap digunakan mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.