Diakui Ucok, pelaksanaan perdana contraflow ini belum sepenuhnya memuaskan.
"Masyarakat masih banyak yang belum paham mengenai jalur contraflow, sehingga masih terjadi penumpukan kendaraan pribadi di beberapa titik," jelasnya.
Ucok menambahkan bahwa evaluasi akan dilakukan setiap sore hari.
BACA JUGA:Januari 2025 : Mobil dan Motor Diwajibkan Miliki Asuransi !
BACA JUGA:Kumuh dan Tak Layak Huni !
"Sistem contraflow ini diberlakukan dua kali sehari, yaitu pagi dari pukul 06.00 - 07.30 dan sore hari pada pukul 16.00 - 18.00," katanya.
Jika hasil evaluasi menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, Pemkot Palembang akan mencari alternatif lain untuk mengatasi kemacetan.
"Ganjil-genap adalah solusi terakhir kami," imbuh Ucok.
AKBP Yenni Diarty, selaku Kasat Lantas Polrestabes Palembang, menjelaskan bahwa pengalihan arus lalu lintas ini justru menambah kepadatan kendaraan.
"Contraflow menyebabkan penyesuaian arus kendaraan yang tidak sempurna, terutama dari Polda ke Sinar Mas, yang mengakibatkan kemacetan di Jl Kol. H. Burlian," ujarnya.
Kendaraan yang sebelumnya bisa berputar di depan RS Siti Fatimah, kini harus melewati putaran Punti Kayu, menyebabkan kemacetan panjang mulai dari Trakindo Cat hingga Km 5.
"Hasil evaluasi menunjukkan beberapa titik kemacetan yang disebabkan oleh penerapan contraflow ini," tambah Yenni.
Selain itu, pintu masuk ke Korem 044/Gapo yang juga difungsikan sebagai pintu keluar dari sistem contraflow, menghambat arus kendaraan dari arah Pasar Palima.
"Contraflow diterapkan sepanjang 1,1 Km dari RS Siti Fatimah hingga pintu masuk Korem, namun kendaraan dari Simpang Polda harus berputar di Punti Kayu, memperpanjang antrian," jelas Yenni.
Dalam pengamatannya, Yenni menyebut bahwa salah satu penyebab utama kemacetan terjadi di pagi hari, saat volume kendaraan dari Bandara dan Trakindo menuju Simpang Polda sangat tinggi.
"Rumah dan perkantoran yang mengarah ke pusat Kota Palembang juga turut meningkatkan intensitas lalu lintas," ungkapnya.