Efektifkah Cuti Ayah bagi ASN ?

Sabtu 06 Jul 2024 - 20:22 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Dahlia

Peran Aktif Ayah

Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik UGM Media Wahyudi Askar menilai cuti pada saat dan pascakelahiran istri merupakan langkah positif untuk mendorong peran aktif ayah merawat dan mengasuh anak.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Sabtu 6 Juli 2024 : Mayoritas Daerah Indonesia Waspada Dampak Hujan Deras !

BACA JUGA:UMKM Pempek Soroti Biaya Sertifikat SNI

Hal ini juga dapat mengurangi stigma negatif patriarki yang melekat pada ayah.

Poin positifnya tidak hanya meringankan beban ibu, tetapi juga meningkatkan kedekatan emosional pada anak.

Secara ekonomi, tidak semua ASN bisa membayar pembantu harian pada saat istri melahirkan.

Soal kekhawatiran bahwa ASN yang libur terlalu lama akan merusak kinerja organisasi juga tidak sepenuhnya benar.

BACA JUGA:Produksi Minyak Prabumulih Field Melebihi Target

BACA JUGA:Politeknik Ketenagakerjaan Umumkan Hasil Seleksi Calon Mahasiswa Baru Tahun 2024 : Cek Namamu !

Ada metode kerja baru yang lebih fleksibel dan sudah banyak diterapkan di banyak negara.

Seorang ayah juga tetap bisa berkomunikasi dan bekerja dari rumah dengan waktu yang lebih fleksibel atau tidak mengikuti jam kerja pada umumnya.

Oleh karena itu, cuti ayah bagi ASN ini harus disertai peraturan perundang-undangan. Sebab, banyak riset menunjukkan bahwa produktivitas kerja juga berkaitan dengan kebahagiaan.

Arahan Presiden

Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Politik Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Eko Novi Ariyanti mengapresiasi dan mendorong cuti ayah, lantaran pihaknya mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo terkait "peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/ pengasuhan anak".

Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian, mengingat saat ini peran domestik masih dibebankan kepada perempuan, tidak bisa dilepaskan dari peran mengasuh anak, sedangkan laki-laki berperan sebagai pemimpin, pencari nafkah keluarga sehingga merasa tidak memiliki kewajiban dalam urusan domestik.

Kategori :