Tetapi tentu saja ini bukan cuma pertarungan antara Gakpo dan Guller, tetapi juga tentang siapa yang paling bisa memaksimalkan kelengkapan kekuatan dalam semua departemen permainan di kedua tim.
Turki memang jauh di bawah Belanda dalam soal pengalaman, tapi Bintang Bulan Sabit pernah dua kali melewati babak ini, dalam Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2008, sampai menjadi peringkat ketiga dalam Piala Dunia 2002.
Belanda harus siap dengan kejutan yang dihadirkan Turki, apalagi mereka memiliki tim muda nan enerjik yang bisa merusak segala rencana dan ekspektasi Oranye.
Hasil meyakinkan kala menaklukkan Rumania membuat Ronald Koeman berat sekali mengubah sebelas pemain pertamanya.
Sebaliknya, dia akan menurunkan susunan starter sama dengan saat mengalahkan Rumania itu, termasuk Bart Verbruggen sebagai penjaga gawang dan Virgil van Dijk yang tetap di jantung pertahanan Oranye.
Tapi Koeman tak bisa menurunkan Steven Bergwijn yang cedera sewaktu melawan Rumania.
Jeremie Frimpong atau Donyell Malen berkesempatan sama dalam mengisi posisi Bergwijn, untuk memimpin serangan dari sayap kanan bersama bek kanan Denzel Dumfries.
Gakpo dan ujung tombak Memphis Depay mustahil dipinggirkan oleh Koeman.
Sebaliknya, mereka akan dilengkapi kembali oleh kehadiran Xavi Simons dan Malen sebagai kuartet serang dalam formasi 4-2-3-1.
Tijjani Reijnders dan Jerdy Schouten menjadi jembatan antara lini belakang dan lini serang, yang akan bertarung dengan dua gelandang tengah Turki untuk mendominasi lapangan tengah.
Walau agak mandul, Depay berkesempatan menyamai total 50 gol yang dibuat Robin van Persie untuk timnas Belanda, apalagi jika Belanda lanjut ke dua babak terakhir Euro edisi Jerman ini.
Sementara itu, Montella dipaksa berpikir keras untuk menentukan bentuk permainan timnya karena tak bisa menurunkan tiga pemain kunci; Demiral, Orkun Kokcu dan Ismail Yuksek.
Untungnya, dia bisa diperkuat kembali kapten yang sangat berpengaruh bagi tim, Hakan Calhanoglu, setelah tak lagi menjalani hukuman larangan bermain akibat akumulasi kartu.
Untuk pengisi bolong pertahanan yang ditinggalkan Demiral, Montella bisa mengajak Samet Akaydin menjadi starter yang melindungi kiper Mert Gunok, yang menjadi jaminan paten untuk mentahnya serangan Belanda.
Sementara itu, walau rawan mendapatkan kartu kuning kedua, duo remaja 19 tahun, Kenan Yildiz dan Arda Guler, menjadi pilihan utama Montella di sepertiga akhir lapangan, sebagai pengapit Calhanoglu untuk membentuk trio pelapis Berat Yilmaz di ujung tombak serangan.
Okay Yokoslu dan Salih Ozcan menjadi poros ganda untuk pola bermain 4-2-3-1 yang dirangkul Turki.