Fakta atau Mitos : Makan Daging Kambing Tingkatkan Risiko Hipertensi, Begini Kata Ahli Gizi !
Ilustrasi warga mengolah daging sapi dan kambing kurban sebelum didistribusikan kepada yang berhak menerima-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:Bunga Kamboja Dapat Meredakan Stres, Mengobati Bisul dan Sakit Gigi
BACA JUGA:Mengenal Sayur Pakis : Manfaat, Kandungan Gizi, dan Cara Mengolahnya
“Maka dari itu, konsumsinya harus dibatasi dengan bijak,” tambah Fitri.
Fitri juga membantah anggapan bahwa daging kambing tidak boleh dicuci sebelum dimasak.
Menurutnya, mencuci daging kambing sangat penting untuk menghindari kontaminasi silang bakteri yang ada pada daging.
BACA JUGA:Dokter Ingatkan Jangan Konsumsi Obat Nyeri Kepala Lebih 15 Hari
BACA JUGA:Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Tulang Lebih Cepat Rapuh
Proses memasak daging kambing sampai matang juga merupakan langkah penting untuk mencegah kontaminasi.
“Sangat penting untuk mencuci daging guna menghindari terjadinya kontaminasi silang bakteri yang ada pada daging,” tegas Fitri.
Fitri menambahkan bahwa penyimpanan daging kambing setelah dari rumah potong hewan (RPH) atau tempat pemotongan harus dilakukan dengan baik.
Daging kambing sebaiknya tidak disimpan di tempat terbuka dan harus disimpan di lemari pendingin, terpisah dari makanan lain, untuk mencegah kontaminasi.
“Sementara penyimpanan daging kambing setelah dari rumah potong hewan (RPH) atau tempat pemotongan harus disimpan dengan baik, tidak dengan tempat terbuka dan jika disimpan di lemari pendingin jangan dekat dengan makanan lain,” kata Fitri.
Secara keseluruhan, Fitri menekankan pentingnya mengonsumsi daging kambing secara bijak dan dalam jumlah yang wajar.
Meskipun daging kambing memiliki kandungan lemak sedang, cara pengolahan dan tambahan bumbu yang digunakan dalam masakan lebih berpengaruh terhadap risiko hipertensi.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang serta mempraktikkan kebersihan dalam pengolahan dan penyimpanan daging kambing.***
- Tag
- Share
-
-
