Hindari Minuman dengan Pemanis Buatan : Pemicu Detak Jantung Tidak Teratur ?
Ilustrasi minuman boba atau bubble drink-FOTO : ANTARA-
BACA JUGA:Hindari Ancaman DBD dengan Herbal, Alternatif Selain Jambu Merah
Namun, penelitian ini menemukan bahwa minum satu liter atau kurang jus buah murni per minggu justru berkaitan dengan risiko AFib yang delapan persen lebih rendah.
Temuan menarik lainnya adalah bahwa orang yang mengonsumsi minuman manis dengan gula atau minuman buatan pemanis memiliki asupan gula total yang lebih tinggi.
Selain itu, karakteristik individu seperti jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh (BMI), dan riwayat kesehatan juga mempengaruhi pola konsumsi minuman ini.
BACA JUGA:Rekomendasi Buah-buahan yang Baik Dikonsumsi saat Puasa, Apa Saja ?
BACA JUGA:Berpuasa dengan Diabetes: Dokter Beri Panduan Khusus untuk Menghindari Komplikasi, Yuk Disimak !
Individu yang mengonsumsi lebih banyak minuman buatan pemanis cenderung wanita, lebih muda, dan memiliki BMI yang lebih tinggi serta prevalensi diabetes tipe dua yang lebih tinggi.
Sementara itu, konsumsi minuman manis dengan gula lebih umum di kalangan pria, orang yang lebih muda, dengan BMI yang lebih tinggi, riwayat penyakit jantung, dan status sosial ekonomi yang lebih rendah.
Perokok juga memiliki risiko yang lebih tinggi terkena AFib, terutama jika mereka mengonsumsi lebih dari dua liter per minggu minuman manis dengan gula, dengan risiko meningkat hingga 31 persen.
Wang menekankan pentingnya kesadaran akan dampak kesehatan dari konsumsi minuman manis, baik yang mengandung gula maupun pemanis buatan.
"Temuan kami menunjukkan bahwa orang harus mengurangi atau bahkan menghindari minuman buatan pemanis dan minuman manis dengan gula. Jangan menganggap remeh bahwa minum minuman buatan pemanis rendah gula dan rendah kalori adalah sehat, karena dapat menimbulkan risiko kesehatan potensial," katanya.
Studi ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara konsumsi minuman manis dengan gula atau pemanis buatan dengan risiko AFib, memberikan dasar bagi upaya pencegahan dan pengelolaan kondisi jantung ini di masa depan. (ant)