Ketahanan Energi Nasional: Sinergi PIMD, Hulu Migas, dan Hilirisasi Batu Bara untuk Kemandirian Energi
Pemerintah membangun proyek hilirisasi batu bara Dimethyl Ether (DME) sebagai langkah strategis untuk mengurangi impor LPG-Foto : ANTARA-
Menurut Andri, Elnusa memastikan seluruh peralatan di fasilitas tersebut memenuhi standar kalibrasi internasional, memiliki akurasi tinggi, dan siap digunakan di lapangan.
"ISB bukan lagi sekadar gudang, tapi pusat kerja teknis dan pengujian. Kami menyebutnya Integrated Supporting Base karena perannya yang strategis dalam mendukung operasional pengeboran," kata Andri.
Fasilitas serupa juga tersedia di Balikpapan (Kalimantan Timur), Duri (Riau), dan Prabumulih (Sumatera Selatan), yang menjadi bagian dari strategi Elnusa dalam mendukung operasional regional secara efisien dan terintegrasi, kata dia.
Di sisi lain, Andri mengungkapkan bahwa pada tahun ini, PHE menargetkan pengeboran sekitar 900 sumur di seluruh wilayah kerja, termasuk 400 sumur di Rokan dan 100 sumur di Prabumulih.
Setiap sumur memiliki target produksi tersendiri, dan keberhasilan pencapaian target tersebut sangat bergantung pada kualitas cementing.
Menurut dia, selain pada sumur baru, cementing juga berperan penting dalam kerja ulang (workover) sumur lama.
Seiring waktu, sumur-sumur tua mengalami peningkatan kandungan air akibat pergeseran pori-pori formasi.
Fenomena ini dikenal sebagai water blocking, ketika air menggantikan posisi minyak dan menghambat aliran hidrokarbon.
Melalui kerja ulang, kata Andri, dilakukan penyemenan ulang untuk memperbaiki kualitas casing semen.
Langkah ini bertujuan menutup jalur air dari zona non-produktif dan membuka kembali akses ke zona target minyak dan gas.
Dengan cara ini, sumur tua bisa kembali produktif dan berkontribusi terhadap pencapaian target produksi nasional.
"Banyak kasus di industri migas di mana sumur gagal produksi karena kualitas semen yang tidak sesuai. Semua orang perminyakan tahu betapa kritikalnya cementing,” ujar Andri.
Lifting atau produksi migas Indonesia saat ini masih sekitar 600.000 BPH, sedangkan konsumsinya sekitar 1,6 juta BPH. Artinya, produksi masih jauh di bawah kebutuhan konsumsi, sehingga ketergantungan terhadap impor minyak masih tinggi.
Oleh karena itu, kata Andri, Elnusa berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional, termasuk target lifting 1 juta barel BPH pada 2030.
Dia menambahkan bahwa Elnusa juga turut mendukung Asta Cita pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi nasional.