Ketahanan Energi Nasional: Sinergi PIMD, Hulu Migas, dan Hilirisasi Batu Bara untuk Kemandirian Energi

Pemerintah membangun proyek hilirisasi batu bara Dimethyl Ether (DME) sebagai langkah strategis untuk mengurangi impor LPG-Foto : ANTARA-

Selain aspek teknologi, karakter pertahanan masa depan akan bergeser dari perang konvensional menjadi perang secara hibrida (hybrid warfare).

Kemenangan suatu negara akan sangat ditentukan oleh kemampuannya memproses data, mengambil keputusan cepat, dan mengeksekusi strategi berbasis kecerdasan buatan.

Dalam paparannya, Norman juga menekankan bahwa keberhasilan pertahanan bergantung pada kualitas sumber daya manusia di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).

Data global menunjukkan lebih dari 80 persen tenaga kerja industri pertahanan dunia berasal dari latar belakang STEM, dan kekurangan talenta di bidang ini menjadi tantangan serius bagi pertumbuhan sektor pertahanan global.

Mendorong penguatan kurikulum adaptif, riset bersama serta program pelatihan lintas sektor untuk membangun talenta nasional yang unggul bisa menjadi fondasi penguatan sumber daya manusia yang menggerakkan inovasi menuju superioritas teknologi demi keberhasilan misi militer dan keamanan nasional.

Ia pun menekankan kemandirian pertahanan tidak dibangun oleh mesin atau algoritma, melainkan oleh kepercayaan antar manusia yang bekerja di dalamnya, yakni pemerintah, industri, akademisi, dan militer.

Nilai-nilai seperti kolaborasi lintas sektor, empati terhadap kebutuhan nyata prajurit, ketangguhan menghadapi dinamika global, serta integritas dalam tata kelola menjadi fondasi utama dalam membangun sistem pertahanan yang kuat dan berkelanjutan.

Selain itu, ucap Norman, inovasi teknologi hanya akan bermakna bila dijalankan dengan nilai-nilai tersebut, karena pada akhirnya pertahanan bukan semata proyek teknologi, tetapi proyek kebangsaan yang menyatukan ilmu, kebijakan, dan moral bangsa. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan