Dorong Pemanfaatan Dagang Global

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menjadi pembicara dalam acara Milken Institute Asia Summit 2025 dengan topik "Can Globalization Be Great Again? Doing Business in a Changing World" di Singapura, Kamis (2/10/2025).-Foto: Antara-
JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mendorong dunia usaha, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), agar lebih aktif memanfaatkan peluang dari perjanjian dagang internasional di tengah dinamika globalisasi yang terus berkembang.
Dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (4/10/2025), Dyah Roro menegaskan bahwa globalisasi merupakan bentuk keterhubungan antarnegara yang sangat penting bagi kemajuan ekonomi.
“Meski geopolitik dunia bergerak ke arah multipolar, Indonesia tetap konsisten membuka diri dan menjalin kerja sama dengan berbagai negara sesuai prinsip politik luar negeri bebas aktif,” ujarnya.
BACA JUGA:Jokowi-Prabowo Bertemu di Kertanegara
BACA JUGA:Prabowo: TNI Benteng Kokoh NKRI
Saat menjadi pembicara di Milken Institute Asia Summit 2025 di Singapura, dengan tema “Can Globalization Be Great Again? Doing Business in a Changing World”, Dyah Roro menjelaskan strategi Indonesia dalam menghadapi tantangan global melalui perluasan akses pasar global dan peningkatan daya saing ekspor.
Ia menyebutkan, Indonesia telah menjalin 24 perjanjian dagang dengan 30 negara, termasuk Indonesia–EU CEPA, Indonesia–Kanada CEPA yang baru ditandatangani di Ottawa, serta Indonesia–Peru CEPA. Selain itu, pemerintah juga menjajaki pasar nontradisional di kawasan Afrika seperti Tunisia dan Mozambik.
“Langkah ini menjadi wujud komitmen Indonesia terhadap keterbukaan perdagangan dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan,” katanya.
BACA JUGA: HUT ke-80 TNI, Prabowo Instruksikan Reformasi Organisasi dan Adaptasi Teknologi
BACA JUGA:Menkum Supratman Andi Agtas Tegaskan Tak Ada Intervensi Pemerintah dalam SK PPP
Roro juga mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–Agustus 2025 meningkat 7,72 persen menjadi 185,13 miliar dolar AS, dengan surplus perdagangan sebesar 29,14 miliar dolar AS.
Surplus ini menandai keberhasilan Indonesia mempertahankan kinerja positif selama 64 bulan berturut-turut.
Selain memperluas pasar ekspor, pemerintah juga mendorong diversifikasi perdagangan jasa di berbagai sektor seperti ritel, e-commerce, logistik, perbankan, pariwisata, fesyen, hingga konstruksi.
BACA JUGA: HUT ke-80 TNI, Prabowo Instruksikan Reformasi Organisasi dan Adaptasi Teknologi