Presiden Prabowo Tegaskan Supremasi Sipil, GNB Desak Pembebasan Aktivis dan Mahasiswa

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen menjaga supremasi sipil saat merespons pertanyaan mengenai isu darurat militer dari Gerakan Nurani Bangsa (GNB)-Foto : ANTARA-
Di Surabaya, seorang perwira menengah Marinir TNI Angkatan Laut (AL) tampak diterima dengan penuh riang oleh peserta aksi.
Kala itu, sang perwira mendekati para pengunjuk rasa menggunakan media air mineral yang dijual oleh pedagang asongan.
Di Jakarta, pasukan dari Kostrad TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Gerak Cepat atau Kopasgat TNI Angkatan Udara, termasuk Marinir, tidak berhadap-hadapan menggunakan senjata dengan para pengunjuk rasa.
Pasukan tempur itu justru berbincang santai dengan para demonstran yang berada di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Sabtu, 30 Agustus.
Secara citra, penyelesaian kasus TNI dengan Ferry Irwandi akan terlihat elegan jika dilakukan dengan pendekatan Komsos atau dialog.
Falsafah Jawa barangkali bisa menjadi bingkai rasional terhadap TNI untuk memilih jalur dialogis, yakni "Menang jadi arang, kalah jadi abu".
Artinya, menang atau kalah dalam proses hukum, dengan melaporkan Ferry Irwandi ke kepolisian, justru tidak akan memberi keuntungan apa-apa bagi nama baik TNI.
Bahkan, ketika mengadukan Ferry Irwandi ke proses hukum baru sebatas rencana, sudah banyak lembaga masyarakat yang menolak keinginan tersebut.
Artinya, menempuh jalur hukum terkait pencemaran nama baik, justru kontraproduktif dengan upaya TNI menjadi lebih profesional dan fokus pada aspek pertahanan negara, setelah melewati proses politik pada era Reformasi.
Institusi TNI sempat menjadi sorotan karena, dengan konsep dwifungsi, terlalu masuk ke dunia politik praktis selama Orde Baru.
Praktik dwifungsi itu menjadi bahan dan sasaran aksi demo mahasiswa ketika gerakan reformasi bergulir pada 1998.
Dalam perjalananya, TNI berhasil menunjukkan diri sebagai institusi yang konsisten untuk betul-betul tunduk pada keputusan politik negara. TNI tidak lagi terlibat dalam politik praktis.
Lambat laun, institusi TNI ini mendapatkan tempat di hati rakyat. Tidak hanya itu, dunia juga mengakui kehebatan TNI yang semakin profesional.
Pengakuan kehebatan militer Indonesia itu dapat kita lihat dengan terus digelarnya Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield (SGS).
Latgabma yang diprakarsai oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu, pada 2025 diikuti 6.501 personel tentara dari dari 13 negara sahabat, dengan kekuatan militer super tangguh, seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Australia, Jepang, dan negara lainnya.