Prabowo: Bupati Baru Harus Ditatar di Kamp Tentara, Bukan Hotel Bintang Lima

Presiden Prabowo saat pidato di acara Apkasi Otonomi Expo 2025, Tangerang, Kamis (28/08/2025)-Foto : ANTARA-

Kepala negara juga menekankan pentingnya kesetiaan kepala daerah kepada rakyat, tanah air, dan nilai kebangsaan.

Prabowo mengatakan kepemimpinan yang baik harus diwujudkan melalui tata kelola yang adil.

BACA JUGA:Dua Maskapai Buka Rute Penerbangan Internasional

BACA JUGA:Sahkan RUU Masyarakat Adat

“Kalau saudara mau menjadi bupati yang benar dan baik, saudara harus menjalankan pemerintah yang bersih dan adil,” ujarnya.

Prabowo menambahkan prinsip tersebut berlaku di semua tingkatan pemerintahan.

Kepala Negara menegaskan sebagai Presiden yang dipilih dan disumpah rakyat, dirinya juga wajib menjaga Undang-Undang Dasar serta menegakkan pemerintahan yang bersih dan adil.

"Saya harus menegakkan pemerintah yang bersih dan adil ini adalah kewajiban saya dan kewajiban semua Bupati-bupati, walikota dan camat-camat, dan kepala desa dan lurah. Kalau tidak kita tidak akan menjadi negara yang berhasil, kita tidak akan menjadi negara yang berhasil, tidak mungkin ada kemakmuran," ujarnya.

Presiden mengingatkan bahwa korupsi dalam pemerintahan akan menghambat terciptanya kemakmuran rakyat.

Oleh karena itu, setiap pemimpin diminta berani mengoreksi diri demi mewujudkan negara yang berhasil.

"Pemerintah yang korup tidak mungkin membawa kemakmuran kepada rakyat. Kita sudah lama jadi orang Indonesia, entah partai mana, kita harus berani mengoreksi diri kita. Kita harus berani," ujar Prabowo.

Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto menceritakan kembali pelajaran berharga tentang peradaban sejumlah bangsa besar di dunia atau persoalan keberhasilan negara yang pernah dibacanya dari sebuah kajian Harvard University pada sekitar 27 tahun silam.

Dalam pidato arahan pada pembukaan "Apkasi Otonomi Expo 2025" di ICE BSD, Tangerang, Kepala Negara menyebut kajian itu sangat membuka wawasannya, meski kini buku tersebut sudah hilang dari tangannya.

"Saya pernah baca buku itu. Saya menyesal buku itu hilang, tapi itu yang membuka pikiran saya, kajian itu adalah kajian terhadap sebuah pemerintahan, bangsa, bahkan peradaban kekaisaran yang bertahan lebih dari 300 tahun," katanya.

Dikatakan Presiden, kajian tersebut meneliti berbagai peradaban dan kekaisaran di dunia, mulai dari Tiongkok, India, Persia, Romawi, kekaisaran Islam, Rusia, hingga Inggris.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan