Prabowo: Bupati Baru Harus Ditatar di Kamp Tentara, Bukan Hotel Bintang Lima

Presiden Prabowo saat pidato di acara Apkasi Otonomi Expo 2025, Tangerang, Kamis (28/08/2025)-Foto : ANTARA-

a mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi.

Mendagri juga mengatakan peran sektor swasta harus terus diperkuat agar pembangunan berjalan lebih cepat dan berkelanjutan.

Ia merinci, total belanja pemerintah dari APBN dan APBD sekitar Rp4.000 triliun.

Jumlah ini jauh lebih kecil dibanding perputaran uang dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang mencapai lebih dari Rp22.000 triliun.

“Berarti yang Rp20 ribu triliun punya siapa? Swasta. Maka negara yang mau maju, swastanya yang harus hidup,” ujarnya.

Mendagri menyoroti kondisi Sultra yang masih memiliki kapasitas fiskal lemah.

Ia memaparkan sekitar 65 persen pendapatan daerah berasal dari transfer pusat, sementara pendapatan asli daerah (PAD) hanya sekitar 35 persen. Kondisi ini membuat daerah sulit berkembang bila hanya mengandalkan APBD.

“Jangan mimpi pernah untuk bisa merubah daerah Bapak-Ibu sekalian untuk melompat, kemiskinan berkurang, stunting berkurang kemudian angka pengangguran akan dikurangi segala macam dengan performance seperti ini,” ucapnya.

Oleh karena itu, Mendagri menekankan pentingnya menghadirkan iklim usaha yang sehat dan kolaboratif.

Ia menilai Kadin menjadi mitra strategis yang dapat menjembatani kemitraan antara pemerintah dan dunia usaha.

“Pintu yang sudah terbuat, Kadin menurut saya, karena Kadin ini solid, asosiasi yang sudah tua, tidak perlu buat lagi yang baru,” ujarnya.

Menurut Tito, tidak semua kepala daerah memiliki latar belakang pengusaha yang terbiasa membaca potensi ekonomi di wilayahnya.

Oleh karena itu, Mendagri mendorong agar kepala daerah membuka ruang diskusi bersama Kadin untuk merumuskan langkah konkret.

“Harapan saya, para gubernur termasuk teman saya satu lichting, Pak Andi, itu Pak Anton dengan grup Kadinnya ini undang, lebih baik kita sebagai pendengar saja. Apa potensinya Sulawesi Tenggara, dan kebijakan apa atau insentif apa yang Anda (Kadin Provinsi Sultra) butuhkan,” tuturnya.

Terakhir, Mendagri menegaskan pentingnya aksi nyata dari kolaborasi tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan