Presiden Prabowo Kunjungi Singapura

Presiden Prabowo Subianto berdialog dengan Presiden Singapura, Tharman Shanmugaratnam di sela prosesinpenyambutan kenegaraan di Parliament House, Senin (16/6/2025).-Foto: Antara-
BACA JUGA:Prabowo Terima Telepon Trump
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menjelaskan bahwa dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden Prabowo dan PM Wong akan membahas sejumlah topik utama yang menjadi tindak lanjut hasil KTT ASEAN ke-46 yang digelar akhir Mei lalu di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Singapura dinilai sebagai bagian dari strategi diplomasi aktif Indonesia dalam memperkuat kemitraan regional di tengah dinamika global yang terus berkembang.
Analis hubungan internasional dari CSIS, Rian Dwijatmoko, menyebut langkah Presiden Prabowo sebagai sinyal kuat bahwa Indonesia ingin tetap menjadi pemain utama dalam dinamika geopolitik Asia Tenggara.
BACA JUGA:DPR Desak Evaluasi Perekrutan Petugas Haji: Harus Selektif dan Profesional !
BACA JUGA:Naikkan Gaji Hakim, Prabowo: Negara Kita Kuat, Makmur, dan Kaya !
"Langkah ini menunjukkan komitmen Presiden Prabowo dalam melanjutkan peran aktif Indonesia di ASEAN, dan memastikan bahwa kerja sama bilateral dengan negara tetangga seperti Singapura tetap menjadi prioritas utama," ujarnya.
Rian menambahkan, Indonesia dan Singapura selama ini telah menjadi mitra penting dalam berbagai hal, termasuk pengembangan kawasan industri, kerja sama pendidikan, dan penguatan keamanan kawasan.
Presiden Prabowo dijadwalkan akan mengikuti pertemuan bilateral lanjutan dengan sejumlah pejabat tinggi Singapura dan menghadiri forum bisnis yang mempertemukan pelaku usaha kedua negara.
BACA JUGA:Prabowo Tegaskan: Regulasi Harus Fleksibel, Kenyal, dan Efisien !
BACA JUGA:Ketua DPR RI : Lebih dari Sekedar Afirmatif
Delegasi Indonesia yang turut hadir dalam kunjungan ini di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Investasi/Kepala BKPM, pejabat tinggi Kementerian Pertahanan, serta perwakilan dari sektor swasta strategis.
Kunjungan kenegaraan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, dan diharapkan menghasilkan sejumlah nota kesepahaman (MoU) baru di bidang ekonomi digital, investasi, serta pertahanan dan pendidikan. (ant)