Garam: Si Serbaguna Pelengkap Masakan yang Tak Tergantikan

Garam: Si Serbaguna Pelengkap Masakan yang Tak Tergantikan-foto : tangkapan layar ig,--
BACA JUGA: Obati Batu Empedu dan Batu Ginjal dengan Rambut Jagung
Namun, konsumsi garam berlebih juga tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular.
Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram per hari.
Di Indonesia, garam tersedia dalam berbagai jenis seperti garam meja, garam kasar, garam laut hingga garam Himalaya.
Masing-masing memiliki karakteristik dan kandungan mineral yang berbeda.
BACA JUGA:Sembuhkan Luka Penderita Diabetes dengan Teripang
BACA JUGA:Penuaan dan Kehamilan Picu Pelemahan Otot Panggul : Waspadai Dampaknya Sejak Dini !
Garam laut misalnya dikenal lebih alami karena diperoleh dari hasil penguapan air laut sementara garam Himalaya memiliki warna merah muda karena kandungan mineral lainnya yang unik.
Dalam konteks budaya, garam juga memiliki nilai simbolis.
Di beberapa daerah, garam digunakan dalam upacara adat sebagai lambang kesucian dan penolak bala.
Hal ini menunjukkan bahwa garam tidak hanya sekadar bahan dapur tetapi juga memiliki makna spiritual bagi sebagian masyarakat.
BACA JUGA:Pola Makan Rendah Karbohidrat Bisa Kurangi Peradangan Kronis
BACA JUGA:Merangsang Pembentukan Hormon dan Perbaiki Kualitas Sperma dengan Daun Katuk
Meski terlihat sederhana, garam adalah bahan yang tak tergantikan dalam kehidupan sehari-hari.
Peranannya dalam menyempurnakan rasa masakan, mengawetkan makanan hingga menjaga kesehatan tubuh menjadikan garam layak disebut sebagai "si serbaguna pelengkap masakan".
Namun, seperti halnya bahan lainnya penggunaan garam tetap harus bijak agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.*