Pola Makan Rendah Karbohidrat Bisa Kurangi Peradangan Kronis

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A,SubsKardio(K) -Foto : ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), mengungkapkan bahwa perubahan pola makan anak menuju konsumsi rendah karbohidrat namun tinggi protein dan lemak sehat terbukti efektif menekan peradangan kronik dalam tubuh, yang merupakan akar dari berbagai penyakit degeneratif.

Dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Gedung IDAI, Jakarta, Selasa (27/5), Piprim menekankan bahwa pola makan yang selama ini cenderung tinggi gula dan karbohidrat cepat serap, justru menjadi pemicu utama inflamasi atau peradangan sistemik yang bisa berujung pada gangguan kesehatan jangka panjang.

“Dari penelitian yang kami lakukan, terbukti dengan mengubah komposisi pola makan pada anak-anak, ternyata kita bisa mengubah juga respons inflamasi dalam tubuh. Artinya, makanan sangat menentukan kesehatan jangka panjang,” ujarnya.

 BACA JUGA:Merangsang Pembentukan Hormon dan Perbaiki Kualitas Sperma dengan Daun Katuk

BACA JUGA:Senbuhkan Luka di Saluran Pencernaan dengan Jus Kentang

Piprim menjelaskan bahwa pola makan rendah karbohidrat yang ia maksud adalah varian dari diet ketogenik, yakni Modified Atkins Diet.

Diet ini tinggi protein, tinggi lemak sehat, namun sangat rendah karbohidrat. Penelitian tentang diet tersebut ia lakukan secara mendalam dalam disertasi program doktoralnya, khususnya pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan yang akan menjalani operasi besar seperti tetralogy of Fallot.

“Ketika anak menjalani diet ini selama dua minggu sebelum operasi terbuka, kami temukan bahwa pusat komando inflamasi dalam tubuhnya turun drastis. Artinya, tubuh tidak mengalami peradangan berlebihan saat operasi, dan ini sangat signifikan dalam mengurangi risiko komplikasi,” terang Piprim.

BACA JUGA:Atasi Rematik dan Nyeri Sendi dengan Buah Kluwek

BACA JUGA:Kecap Inggris dapat Menjaga Kesehatan Mental dan Saraf

Penemuan ini menandai kemajuan penting dalam bidang kedokteran anak, karena sebelumnya pendekatan diet belum menjadi perhatian utama dalam manajemen pra-operatif anak-anak dengan penyakit kronik.

Lebih lanjut, Piprim mengatakan bahwa pola makan rendah karbohidrat tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak dengan kelainan jantung, namun juga bisa menjadi terapi tambahan bagi anak yang mengalami sindrom metabolik.

Gejala sindrom ini termasuk obesitas, hiperglikemia (gula darah tinggi), diabetes tipe 2, hipertensi, serta dyslipidemia atau gangguan metabolisme lemak.

BACA JUGA:Investasi Kesehatan Jangka Panjang Dimulai dari Pencernaan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan