Kebebasan Pers Sedang tidak Baik-baik Saja !

ilustrasi kekerasan terhadap kebebasan pers. -Foto : ANTARA -

Meningkatnya kasus kekerasan terhadap insan pers dalam tiga bulan terakhir turut menuai keprihatinan mendalam dari masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel).

Warga menilai tindakan kekerasan yang dialami oleh sejumlah wartawan saat menjalankan tugas jurnalistik merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers dan demokrasi.

Andi, Salah satu warga Palembang menyebut bahwa wartawan memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi yang objektif kepada publik.

Menurutnya, jika para jurnalis tidak merasa aman dalam menjalankan tugas, maka masyarakat akan kesulitan mendapatkan informasi yang benar dan terpercaya.

"Kalau wartawan sampai takut meliput karena diintimidasi atau bahkan diserang, itu bahaya sekali. Kita sebagai masyarakat jadi kehilangan sumber informasi yang jujur," ungkap Andi, Senin (7/4). 

Senada dikatakan Hayati. Warga Kabupaten Banyuasin ini mengatakan, bahwa kekerasan terhadap wartawan mencerminkan menurunnya rasa hormat terhadap profesi jurnalis.

Ia meminta agar pemerintah dan aparat penegak hukum bertindak lebih tegas terhadap pelaku kekerasan.

"Saya berharap aparat tidak pilih kasih dalam menindak pelaku kekerasan. Wartawan itu tugasnya mulia, mengabarkan kebenaran. Harusnya dilindungi, bukan disakiti," tegasnya.

Masyarakat Sumselpun berharap agar ke depan ada perlindungan hukum yang lebih kuat bagi para wartawan, terutama yang bertugas di lapangan dan sering bersentuhan langsung dengan pihak-pihak yang sensitif terhadap pemberitaan.

Rahman, warga Kabupaten Ogan Ilir, juga menyampaikan pentingnya edukasi masyarakat tentang peran pers dalam kehidupan berdemokrasi.

"Kita perlu sadar bahwa wartawan itu bukan musuh, tapi mitra publik. Mereka yang membuka fakta, mengawasi kebijakan, dan menyuarakan aspirasi masyarakat. Jadi harus ada pemahaman yang benar soal profesi ini," ujarnya.

Selain meminta perhatian pemerintah pusat, warga juga berharap pemerintah daerah di Sumsel ikut aktif menciptakan ruang yang aman bagi kerja-kerja jurnalistik.

Misalnya dengan membentuk forum komunikasi antara wartawan, aparat, dan tokoh masyarakat.

"Sumsel harus jadi contoh daerah yang ramah terhadap kebebasan pers. Jangan sampai kasus-kasus kekerasan terus berulang tanpa penyelesaian," ucap Leni, warga Lubuklinggau.

Warga menilai bahwa pernyataan keprihatinan dari pejabat belum cukup.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan