Fakta Unik Minal Aidzin Wal Faizin : Ucapan Lebaran yang Tak Lazim di Negara Lain !

Amplop lebaran dengan desain depan mirip kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dapat ditemukan di Jakarta, Minggu (24/3/2024).-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:Kerajinan Tangan dari Gelas Plastik : Solusi Kreatif Menjadi Keranjang Buah
Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ungkapan "Minal aidzin wal faizin" berasal dari syair yang berkembang pada masa Al-Andalus (wilayah yang kini mencakup Spanyol dan Portugal).
Syair ini dikatakan ditulis oleh Shafiyuddin Al-Huli dan disebutkan dalam kitab "Dawawin Asy-Syi’ri al-Arabi ala Marri Al-Ushur" (jilid 19, halaman 182).
Maknanya sesuai dengan semangat Idul Fitri, yaitu kembali kepada kesucian setelah sebulan berpuasa dan meraih kemenangan dalam menahan hawa nafsu.
BACA JUGA:Tradisi Unik ‘Azan Pitu’ : Seruan Tujuh Suara yang Menembus Zaman !
BACA JUGA:Motor Terendam Banjir? Ini 8 Langkah Penting agar Mesin Tidak Rusak
Namun, ketika diadopsi di Indonesia, frasa ini dipendekkan menjadi "Minal aidzin wal faizin" dan mengalami pergeseran makna.
Di Indonesia, ucapan ini hampir selalu diikuti dengan “Mohon maaf lahir dan batin.” Padahal, jika ditelusuri dari makna aslinya, keduanya tidak memiliki keterkaitan langsung.
Justru di sinilah letak keunikan budaya Indonesia.
Masyarakat Indonesia mengaitkan Idul Fitri tidak hanya dengan kemenangan spiritual, tetapi juga dengan rekonsiliasi sosial.
Lebaran menjadi momen spesial tidak hanya karena menandai akhir Ramadan, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan orang-orang di sekitar.
Permintaan maaf menjadi bagian dari tradisi silaturahmi, meskipun tidak selalu ada kesalahan yang perlu ditebus secara khusus.
Di berbagai negara lain, ucapan selamat Idul Fitri biasanya lebih sederhana dan langsung.
Di Turki, misalnya, orang-orang mengucapkan "Bayramınız mübarek olsun," yang berarti “Semoga hari raya Anda diberkahi.”
Di Pakistan dan India, ucapan yang paling umum adalah "Eid Mubarak," yang berarti “Selamat hari raya.”