Kegaduhan di Ruang Sidang : Hotman Paris Penuhi Panggilan Polri, Kasus Pertama Dalam Sejarah Peradilan !

Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea-Foto : Dokumen Palpos-
KORANPALPOS.COM - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea akhirnya memenuhi panggilan dari penyidik Polri untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam proses penyelidikan kasus kegaduhan yang terjadi pada 6 Februari 2025, di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Kegaduhan tersebut melibatkan sejumlah pihak, termasuk pengacara Razman Nasution yang saat itu menjadi terdakwa dalam perkara yang sedang disidangkan.
Hotman Paris, yang dikenal luas karena gaya dan sikapnya yang tegas serta kadang kontroversial, mengungkapkan bahwa ia menerima surat panggilan dari Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri.
BACA JUGA:KPK Panggil Hasto Kristiyanto untuk Diperiksa Sebagai Tersangka
BACA JUGA:Motor Tukang Ojek di Ogan Ilir Raib Dibawa Kabur Wanita Bermasker
Surat panggilan tersebut berkaitan dengan laporan yang diajukan oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara mengenai dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Razman Nasution dan sejumlah pihak yang terlibat dalam kejadian tersebut.
"Saya hari ini mendapat surat panggilan dari Dittipidum Bareskrim Polri. Kasus ini adalah yang pertama dalam sejarah peradilan Indonesia yang melibatkan laporan semacam ini, terkait dengan laporan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Utara terhadap Razman Nasution dan kawan-kawan," ujar Hotman Paris saat tiba di Gedung Bareskrim Polri pada Senin pagi, 17 Februari 2025.
Pengacara yang kerap dikenal melalui media sosial ini mengungkapkan bahwa kegaduhan yang terjadi di ruang sidang Jakarta Utara itu menyangkut beberapa pasal yang ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
BACA JUGA:Perampok Bersenjata Api di Gunung Megang Dibekuk Polisi : Ini Dia Orangnya !
BACA JUGA:Ngeri! Seorang Ibu Kandung di SP Padang OKI Bacok Anak Sendiri
Laporan tersebut mencakup dugaan pelanggaran Pasal 207, 217, dan 335 KUHP, yang menyangkut penghinaan terhadap pengadilan, menyebabkan kegaduhan dalam persidangan, dan melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan.
"Kegaduhan ini bermula dari tindakan Razman yang dalam ruang sidang berteriak-teriak di depan meja hakim, sambil memukul meja dan menyebut hakim sebagai 'koruptor'. Teriakan itu menambah ketegangan di ruang sidang," kata Hotman Paris menjelaskan.
Ia juga menambahkan bahwa kegaduhan itu semakin meruncing dengan tindakan pengacara M. Firdaus Oibowo yang naik ke atas meja sidang dan sejumlah ibu-ibu yang terlibat dalam keributan tersebut.
BACA JUGA:Terpidana yang Ditangkap Tim Tabur Langsung Ditahan di Lapas Muaraenim