Akademisi: Waspada Konflik Horizontal untuk Dongkrak Elektabilitas

Ketua Umum ADDAI Moch. Syarif Hidayatullah. Foto : ANTARA --

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI) Moch. Syarif Hidayatullah mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap pihak yang berupaya memicu konflik horizontal demi mendongkrak elektabilitas di Tahun Politik 2024.

"Gesekan-gesekan kecil mungkin masih ada, namun mudah-mudahan dari waktu ke waktu, dari Pilpres ke Pilpres, dari Pemilu ke Pemilu, kita sebagai bangsa sudah mulai menyadari bahwa konflik bernuansa politis adalah rutinitas yang tidak perlu," kata Syarif dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2024.

Dia mengatakan bahwa masyarakat juga jangan abai dan harus waspada kepada orang-orang yang punya kepentingan serta menghalalkan segala cara. Dalam mencapai agendanya. Mereka tidak segan jika harus membenturkan antar agama, antar etnis, dan lain sebagainya.

Dirinya juga mengingatkan bahwa narasi yang sarat pemahaman radikalisme dan terorisme sering kali memanfaatkan perbedaan agama dan etnis untuk memecah belah masyarakat. Namun, ia kembali menegaskan bahwa perbedaan itu adalah karunia dari Tuhan yang harus disyukuri dan dijaga.

BACA JUGA:Anies Baswedan Yakin Rakyat Semakin Cerdas Sikapi Politik Uang

BACA JUGA:Ribuan Peserta PPPK OKU Dinyatakan Lulus

“Tidak bisa dipungkiri bahwa gesekan antar etnis atau agama dapat menjadi ancaman destabilisasi nasional. Oleh karena itu, penting bagi seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama menjaga kerukunan dan kedamaian,” ujarnya.

Lebih lanjut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja Sama Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Jakarta ini mengatakan tantangan terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kerukunan antar golongan, baik di media sosial maupun kehidupan nyata, adalah rendahnya literasi informasi yang menyebabkan masyarakat rentan terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Ia menilai literasi informasi yang bagus akan membantu seseorang untuk menyerap informasi apa pun yang beredar di media sosial dengan bijak dan tepat.

“Tapi karena literasi informasinya masih rendah, masyarakat kita rentan terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik," ujarnya.

BACA JUGA:Sufmi Dasco Ajak Kader tidak Terlena Hasil Survei

BACA JUGA:DPMD Ogan Ilir Akui Telah Soaialisasi Soal Netralitas Kades

Syarif juga mengusulkan adanya peningkatan literasi informasi di tengah masyarakat, terutama dalam penggunaan media sosial untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kerukunan antargolongan, baik di media sosial maupun kehidupan nyata.

Menurutnya, hoaks dan ujaran kebencian sering kali digunakan oleh kelompok-kelompok intoleran dan radikal untuk menyebarkan paham-paham yang dapat memecah belah masyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan