Jejak Puyang Kemiri : Asal Usul Empat Lawang dan Pesan-Pesan Kearifan Lokal yang Masih Bertahan !

Jejak Puyang Kemiri di Kabupaten Empat Lawang dan pesan kearifan lokal-Foto : Dokumen Palpos-

Dari kisah Puyang Kemiri, lahirlah sejumlah pesan adat atau pesan puyang yang menjadi pedoman moral bagi masyarakat Empatlawang.

Tiga sumpah utama yang disampaikan oleh Puyang Kemiri kepada keturunannya adalah:

1. Beduo ati dalam dusun nedo selamat (Bersikap mendua hati dalam dusun tidak akan selamat)

Pesan ini mengajarkan pentingnya kesetiaan dan kejujuran.

Seseorang harus setia pada komitmen dan tidak boleh bersikap mendua hati atau berkhianat.

2. Masukkan risau dalam dusun nedo selamat (Memasukkan pencuri ke dalam dusun tidak akan selamat)

Pesan ini menekankan bahwa keamanan dan ketenangan dalam komunitas adalah hal yang utama.

Memasukkan orang yang berperilaku buruk, seperti pencuri, akan merusak keharmonisan dalam masyarakat.

3. Iri dengki di dalam dusun nedo selamat (Iri hati dan dengki dalam dusun tidak akan selamat)

Iri hati dan dengki adalah perasaan yang harus dihindari karena dapat menghancurkan persatuan dan kedamaian dalam komunitas.

Selain itu, Puyang Kemiri juga memberikan tujuh larangan yang berkaitan dengan perilaku sehari-hari yang juga mengandung pesan moral dan lingkungan:

1. Nyapakan kaparan ke ayik (Membuang sampah ke sungai)

Pesan ini menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, terutama dalam menjaga kebersihan sungai sebagai sumber kehidupan.

2. Mandi pakai baju dan celano (Mandi menggunakan baju dan celana)

Pesan ini mungkin terlihat sederhana, tetapi sebenarnya mengandung ajaran tentang menjaga tradisi dan tata cara hidup yang diwariskan oleh nenek moyang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan