Strategi Golkar atau Tekanan Politik ?

Gedung DPD Golkar Sumsel-Foto: Istimewa-

Haekal menegaskan bahwa mundurnya Airlangga Hartarto jelas memiliki kaitan kuat dengan peristiwa politik sebelumnya dan menunjukkan adanya kepentingan Jokowi dalam proses ini.

"Ini jelas menunjukkan adanya kepentingan Jokowi dalam keputusan mundurnya Airlangga Hartarto. Kondisi ini bisa jadi merupakan bagian dari strategi Jokowi untuk memastikan posisi dan kekuatan politiknya di masa mendatang," ungkap Haekal saat dihubungi oleh Palpos pada Selasa, 13 Agustus 2024.

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Minggu 11 Agustus 2024 : Sebagian Besar Wilayah Indonesia Berawan hingga Hujan !

BACA JUGA:4 Jenderal Polisi Calon Pimpinan KPK : Ada Mantan Kasatreskrim Polrestabes Palembang, Nomor 4 Polisi Miskin !

Lebih lanjut, Haekal mengungkapkan bahwa desas-desus yang beredar menunjukkan adanya ketidakpuasan di kalangan kader Golkar terkait rekomendasi Pilkada dan isu-isu hukum yang mungkin mempengaruhi keputusan tersebut.

Haekal juga menyoroti bahwa Jokowi kemungkinan besar membutuhkan dukungan partai sebagai persiapan untuk masa setelah masa kepresidenannya.

Mengenai kemungkinan Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Jokowi, yang dipersiapkan untuk menjadi Ketua Umum Golkar, Haekal melihat hal ini sebagai opsi potensial.

Namun, ia menekankan bahwa keputusan akhir terkait hal ini akan tergantung pada dinamika politik yang berkembang.

BACA JUGA:Sriwijaya Ranau Grand Fondo 2024 : Magnet Wisatawan dan Pesepeda di Sumatera Selatan !

BACA JUGA:PT KAI Divre IV Tanjungkarang : 15 Kasus Kecelakaan di Jalur Perlintasan Sebidang Sepanjang 2024 !

Saat ditanya tentang dampak keputusan ini terhadap dukungan Partai Golkar terhadap bakal calon kepala daerah, Haekal mengindikasikan bahwa perubahan dukungan sangat mungkin terjadi.

"Golkar adalah partai dengan sejarah panjang, banyak tokoh, dan tradisi konflik internal. Dukungan terhadap kepala daerah yang sudah mendapatkan rekomendasi bisa saja berubah, mengingat dinamika internal partai yang cukup kompleks," tutup Haekal.

Sebelumnya Ketua Harian Dewan Pengurus Daerah (DPD) Golkar Sumsel,  RA Anita Noeringhati menyebutkan tidak ada perubahan dukungan partai pada Pilkada serentak 2024 di wilayah itu pasca mundurnya Ketua Umum(Ketum) Golkar Airlangga Hartarto.

"Insya Allah tidak ada perubahan untuk dukungan Golkar di Pilkada Sumsel karena kebijakan itu bukan hanya diputuskan Ketum sendiri, akan tetapi kebijakan itu diputuskan oleh Tim Pilkada yang diketuai oleh ketum dan beberapa wakil ketua lainnya,” kata Anita di Palembang, Senin, 12 Agustus 2024.

Ia mengatakan saat ini kader Partai Golkar di Sumsel tengah menunggu instruksi selanjutnya terkait mundurnya Airlangga dari kursi pimpinan partai.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan