Perjalanan Panjang Pembentukan DOB Muratara : Kabupaten Paling Jauh di Sumatera Selatan !
Kabupaten Musi Rawas Utara hasil pemekaran dari Musi Rawas menyimpan potensi perkebunan dan pertambangan -Foto : Dokumen Palpos-
Komoditas kehutanan berupa kayu yang mempunyai produksi terbesar adalah kayu akasia dengan produksi 45,50 ton.
Selain potensi pertanian dan perkebunan, Kabupaten Muratara juga memiliki potensi wisata yang menarik.
Danau Raya di Kecamatan Rupit, misalnya, selain sebagai penampung air juga merupakan potensi wisata yang menarik.
Sungai-sungai besar seperti Sungai Rupit dan Sungai Rawas juga menambah keindahan alam Kabupaten Muratara dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Meskipun memiliki banyak potensi, Kabupaten Muratara juga menghadapi berbagai kendala dan tantangan.
Salah satu tantangan terbesar adalah penyelesaian sengketa tapal batas yang menjadi penghambat pembentukan DOB Muratara.
Penyelesaian sengketa ini memerlukan kerja sama dan koordinasi antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat.
Selain itu, pengembangan infrastruktur juga menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya sangat penting untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat serta mendukung aktivitas ekonomi.
Dengan penyelesaian sengketa tapal batas dan dukungan penuh dari masyarakat serta pemerintah, pembentukan DOB Muratara diharapkan dapat segera terwujud.
DOB Muratara diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Potensi pertanian, perkebunan, kehutanan, dan pariwisata yang dimiliki Kabupaten Muratara dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Peran serta masyarakat dalam pembangunan juga sangat penting.
Masyarakat perlu diberdayakan melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan dan kapasitas mereka dalam mengelola sumber daya yang ada.
Dengan demikian, masyarakat dapat menjadi agen perubahan yang aktif dan berkontribusi dalam pembangunan daerah.