Dengan metode terbaru ini pun juga memiliki faktor risiko yang lebih kecil, akurasi lebih tinggi serta dapat memperbaiki masalah refraksi mata seperti rabun jauh, rabun dekat, rabun sedang untuk jarak pandang membaca hingga silinder.
Hal ini berkat peningkatan kualitas lensa yang ditanam yang terus berkembang dari tahun ke tahun yang diharapkan agar para pasien setelah operasi katarak tidak lagi ketergantungan pada kacamata.
Sebelum melakukan operasi pasien akan diminta untuk melakukan pengecekan kesehatan secara keseluruhan mulai dari kondisi syaraf mata, kornea dan retina serta memeriksa adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi.
Jika kondisi pasien dikatakan layak untuk operasi, maka tindakan bisa dilakukan sesegera mungkin dan pemulihan bisa berlangsung mulai dari tiga hari hingga satu minggu.
“Untuk lansia pemeriksaan awal harus baik untuk menurunkan komplikasi, kalau ada gula harus turunin dulu batasnya 200, itu masih bisa dilakukan tindakan, kemudian ada hipertensi harus dinormalkan, dilihat fungsi syaraf, retina, kalau bagus semua biasanya risiko minimal, kalau ada gula fungsi retina akan menurun,” kata Budi. ***