Kedua tim hampir selalu mengalahkan dalam 30 laga kedua tim sepanjang masa. Dari jumlah itu, hanya empat pertandingan yang berakhir seri.
Prancis menang 15 kali, sedangkan Belanda menang 11 kali.
Dari statistik itu, Prancis terlihat memiliki riwayat lebih baik yang membuatnya memiliki kemungkinan menang yang lebih besar di Leipzig nanti.
BACA JUGA:PIALA EROPA 2024 : Italia vs Spanyol, Pertandingan Klasik Dua Raksasa Eropa
BACA JUGA:PIALA EROPA 20224 : Slovenia vs Serbia, Dua Balkan Janjikan Tarung Sengit nan Heroik !
Sebaliknya, jika melihat riwayat pertemuan mereka dalam ajang Piala Eropa, Belanda adalah yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk menang.
Lalu, jika statistik pertandingan terakhir kedua tim sewaktu mengalahkan Polandia dan Austria, Belanda juga yang lebih baik dibandingkan dengan Prancis.
Oranye menciptakan 21 peluang yang 4 di antaranya tepat sasaran dan menguasai 66 persen distribusi bola sewaktu mengalahkan Polandia.
Sedangkan Les Bleus kalah penguasaan bola dari Austria tapi menciptakan 14 peluang yang 3 di antaranya tepat sasaran.
Dari sana, tim asuhan Ronald Koeman memiliki kemungkinan besar mengulangi sukses Euro 2000 dan 2008, dalam mengalahkan Prancis untuk ketiga kalinya pada ajang Piala Eropa.
Mazhab Berbeda
Pertemuan antara dua jago Eropa yang total tiga kali menjuarai Piala Eropa ini adalah juga pertemuan antara dua mazhab sepak bola yang berbeda.
Belanda, dengan "total-fotball"-nya, selalu berusaha menjadi tim yang lebih menekan dalam setiap pertandingan, sedangkan Prancis selalu bermain cerdik yang menyerap energi lawan untuk balik mereka gunakan guna membunuh permainan lawan.
"Totaalvoetbal" mengharuskan semua pemain Oranye mampu memerankan semua fungsi.
Di sini, pemain yang keluar dari posisi yang menjadi tanggung jawabnya, akan cepat digantikan oleh pemain yang berperan dalam posisi lain.
Dengan cara itu, kapan pun pemain bergerak overlap, struktur bermain Oranye tak berubah karena pemain-pemainnya dengan cepat saling mengisi kekosongan.