Ariston menyebutkan bahwa pelemahan dolar AS mungkin tidak akan terlalu dalam karena pelaku pasar menanti data inflasi ini.
Selain faktor data ekonomi, konflik di Timur Tengah yang memanas belakangan ini turut mempengaruhi kekuatan nilai dolar AS terhadap mata uang lainnya.
Ketidakstabilan geopolitik seringkali membuat dolar AS lebih kuat karena dianggap sebagai mata uang safe haven.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Merosot, Senin 20 Mei 2024 : Rp15.963 per Dolar AS !
BACA JUGA:Rupiah Melemah 60 Poin Terhadap Dolar AS, Jumat 17 Mei 2024 : Rp15.984 per Dolar AS
Ariston memperkirakan bahwa rupiah masih berpeluang untuk berkonsolidasi hari ini di kisaran Rp16.200 per dolar AS hingga Rp16.280 per dolar AS.
Perkiraan ini didasarkan pada dinamika pasar yang sedang terjadi, termasuk perkembangan data ekonomi AS dan situasi geopolitik global.
Dengan situasi yang ada, pelaku pasar harus terus memantau perkembangan lebih lanjut, terutama data inflasi PCE Inti yang akan dirilis malam ini, untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai arah pergerakan nilai tukar ke depan.
Keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral AS (The Fed) juga akan menjadi faktor penting yang diperhatikan oleh pelaku pasar dalam menentukan posisi mereka terhadap dolar AS dan mata uang lainnya.
Nilai tukar rupiah yang menguat pada perdagangan Jumat pagi menunjukkan respon pasar terhadap data ekonomi AS yang melemah.
Dengan adanya prospek pemangkasan suku bunga acuan AS, koreksi pada dolar AS menjadi lebih mungkin terjadi.
Namun, perkembangan lebih lanjut, termasuk data inflasi dan situasi geopolitik, akan terus mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
Pelaku pasar diharapkan tetap waspada dan terus memantau situasi global untuk membuat keputusan investasi yang tepat.***