Meskipun terdapat tiga nama, Haikal menyatakan bahwa hanya dua kandidat yang memiliki peluang besar untuk maju di Pemilihan Bupati Banyuasin, yaitu Askolani Jasi dan Slamet Somosentono.
Haikal juga menyoroti tingginya elektabilitas Askolani dan Slamet.
Menurutnya, tingginya elektabilitas tersebut bisa disebabkan oleh kesuksesan program-program yang telah mereka lakukan saat menjabat sebagai bupati dan wakil bupati periode 2018-2023.
BACA JUGA:Herman Deru - Cik Ujang, Paslon Paket Lengkap : Menuju Pilkada Sumsel 2024 !
Program-program seperti Banyuasin Sehat, Banyuasin Cerdas, dan Banyuasin Religius mendapatkan apresiasi tinggi dari masyarakat, dengan tingkat kepuasan mencapai 78,4 persen, 74,1 persen, dan 67,7 persen secara berturut-turut.
Namun, Haikal menegaskan bahwa keberhasilan program-program tersebut dapat diklaim oleh kedua pihak, karena mereka merupakan bupati dan wakil bupati.
Namun, secara umum, masyarakat cenderung menilai peran bupati lebih aktif dibandingkan dengan wakilnya.
Haikal juga menambahkan bahwa meskipun program-program tersebut berhasil, nantinya akan masyarakat yang menentukan siapa yang akan mereka pilih sebagai pemimpin selanjutnya.
Dalam konteks ini, muncul pertanyaan mengenai dinamika politik yang akan terjadi di Banyuasin menjelang Pemilihan Bupati.
Dengan dominasi elektabilitas Askolani Jasi, apakah ia akan menjadi pilihan utama masyarakat, ataukah Slamet Somosentono akan mampu membalikkan keadaan?
Bagaimana peran Hani Syopiar dalam persaingan ini? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab saat momentum Pemilihan Bupati tiba.
Selain itu, penting juga untuk mengamati bagaimana kedua kandidat utama ini akan mengelola kampanye mereka, strategi politik yang akan mereka gunakan, dan bagaimana mereka akan menanggapi isu-isu terkini yang mungkin muncul selama masa kampanye.
Di sisi lain, munculnya hasil survei ini juga menandakan bahwa proses demokrasi di Banyuasin semakin matang, dengan adanya variasi opsi bagi masyarakat untuk memilih pemimpin mereka.
Dengan demikian, Pemilihan Bupati Banyuasin tidak hanya menjadi pesta demokrasi semata, tetapi juga refleksi dari aspirasi dan keinginan masyarakat dalam memilih pemimpin yang dianggap mampu membawa perubahan dan kemajuan bagi daerah mereka.***