"Banjir di sebagian besar wilayah Muara Enim terjadi akibat luapan sungai yang melintasi daerah tersebut.
Akibatnya, 1.237 rumah terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 50 centimeter hingga dua meter," jelas Doris.
BPBD juga mencatat bahwa data sementara menunjukkan sebanyak 6.650 orang terdampak banjir, dengan sebagian dari mereka harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Sutarno : Butuh Penanganan Serius agar Kota Prabumulih Bebas dari Sampah
BACA JUGA:Persiapan Kunjungan Presiden Jokowi ke Sumatera Selatan: Pemkot Lubuklinggau Gelar Rapat Koordinasi
Jumlah ini mungkin akan bertambah jika intensitas hujan kembali meningkat.
Empat desa di Kecamatan Lawang Kidul terdampak banjir parah, yaitu Desa Darmo, Desa Linga, Desa Tegarejo, dan Kelurahan Pasar Tanjung Enim.
Di wilayah-wilayah ini, banyak rumah yang terendam air hingga dua meter, memaksa warga untuk mengungsi dan mencari tempat yang lebih aman.
Pemerintah Kabupaten Muara Enim bersama BPBD telah bekerja keras untuk memastikan bantuan segera disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
"Bantuan yang kami terima sangat membantu, terutama dalam situasi darurat seperti ini," kata salah seorang warga Desa Tegarejo. Bantuan tersebut meliputi makanan, obat-obatan, serta peralatan evakuasi seperti perahu karet.
Menurut Doris, kondisi cuaca yang lebih baik telah memainkan peran penting dalam penurunan permukaan air.
"Cuaca cerah dan berawan tanpa hujan membuat air banjir tidak berpotensi kembali naik," ujarnya. BPBD berharap cuaca baik ini akan berlanjut sehingga pemulihan dapat berjalan dengan cepat dan efektif.
Selain menangani banjir yang sedang berlangsung, BPBD dan pemerintah daerah juga mulai merencanakan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari banjir serupa di masa depan.
"Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh tentang sistem drainase dan sungai di Muara Enim untuk menemukan solusi jangka panjang," jelas Doris.