"Semua makanan jualan sudah saya bagi-bagikan ke warga, sebab sudah tidak bisa lagi berjualan karena terendam. Daripada mubazir lebih baik saya baikan saja," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
BACA JUGA:Banjir Merendam Ratusan Rumah Warga di Lawang Kidul Kabupaten Muaraenim : Ini Imbauan untuk Warga !
BACA JUGA:Tingkatkan PAD, Lubuklinggau Optimalkan Retribusi Parkir TOS
Lanjut Dewi, ia berharap adanya bantuan dari pemerintah karena hampir semuanya terendam banjir termasuk kolam Ikannya semua juga lepas, perabotan rusak dan tidak berjualan. Kedepan, untuk mencari solusi supaya tidak banjir seperti melakukan pembersihan sampah, reklamasi atau mencari penyebabnya.
Ketua RT 03 Dusun II, Desa Lingga Ahmad Zaiti (74) mengatakan bahwa banjir kali ini termasuk yang cukup besar setelah tahun 1981. Banjir kali ini memang cukup cepat seperti banjir bandang.
Air mulai naik sekitar pukul 01.00 WIB sehingga merendam sekitar 80 rumah warganya. Ketinggian air paling dalam sekitar 2 meter. Dan sekitar pukul 07.00 WIB lampu PLN mati sampai sekarang pukul 10.30 WIB.
"Kami masyarakat untuk yang utama makan sebab banjir ini sudah pukul 01.00 WIB dan sampai sekarang belum makan sebab tidak bisa masak," ujarnya sambil mengigil kedinginan.
BACA JUGA:Implementasi Perda KTR di Desa Gajah Mati Kecamatan Sungai Keruh
BACA JUGA:Ringankan Beban Masyarakat, Terus Tekan Inflansi Daerah
Ketika dikonfirmasi ke Camat Lawang Kidul Andrille Martin membenarkan adanya musibah banjir yang telah menyebabkan ribuan rumah terendam banjir yang tersebar di Desa Darmo, Desa Lingga, Desa Tegap Rejo, Desa Keban Agung, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Keluruhan Tanjung Enim Selatan, dan Kelurahan Tanjung Enim atau sekitar 80 persen terdampak banjir.
Adapun kedalamannya bervariasi namun yang paling dalam sekitar 4 meteran.
"Alhamdulilah meski banjir belum ada korban jiwa, cuma ada yang sakit dan langsung ditangani. Sampai sekarang sudah mulai surut," ujarnya.
Untuk saat ini, lanjut Andrille pihaknya sedang mendata berapa warganya yang terkena dampak banjir per desa/kelurahan sehingga bisa untuk menyalurkan bantuan. Untuk posko utama penanganan banjir di pusatkan dihalaman Masjid Assadah, Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim yang menangani akomodasi dan kesehatan.
Sementara itu, Supri (36), warga Desa Tanjung Raja mengatakan luapan air Sungai Enim naik ke terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. "Air naik sangat cepat, langsung berupaya melakukan penyelamatan barang," ujarnya singkat.
Hal senada dikatakan Uda Pen (43) warga Desa Karang Raja, mengatakan bahwa luapan air sungai masuk di perkarangan bengkelnya diketahui sekitar pukul 05.30 WIB.
Luapan air Sungai Enim dirinya tidak sempat menyelamatkan mobil-mobil yang terpakir. "Mobil yang terendam ada sebelas unit dan satu pondok roboh diterjang arus air," ujarnya.