Dendeng Sapi : Warisan Kuliner Nusantara yang Terus Bertahan

Rabu 22 May 2024 - 10:34 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Marinasi ini tidak hanya berfungsi untuk memberikan rasa pada daging, tetapi juga membantu dalam proses pengawetan.

BACA JUGA:Bihun Goreng: Kelezatan Gurih yang Tak Lekang oleh Waktu

BACA JUGA:Tongseng Ayam : Kuliner Tradisional dengan Sentuhan Modern

Setelah direndam selama beberapa jam atau semalam, daging kemudian dikeringkan.

Ada dua metode utama dalam pengeringan daging: dijemur di bawah sinar matahari atau dikeringkan dengan oven.

Pengeringan dengan sinar matahari adalah metode tradisional yang memberikan cita rasa autentik, meskipun memerlukan waktu yang lebih lama dan tergantung pada kondisi cuaca.

Sementara itu, pengeringan dengan oven lebih cepat dan dapat dilakukan kapan saja.

Setelah daging kering, dendeng sapi bisa langsung dikonsumsi atau diolah kembali.

Di Sumatera Barat, dendeng biasanya digoreng hingga renyah kemudian diberi bumbu tambahan seperti cabai merah yang diulek (balado) atau dipukul-pukul dengan bumbu sederhana (batokok).

Dendeng sapi di Indonesia memiliki banyak variasi rasa yang mencerminkan kekayaan kuliner daerah masing-masing.

Beberapa variasi yang terkenal antara lain:

Dendeng Balado Dendeng ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Daging yang sudah dikeringkan kemudian digoreng dan dicampur dengan sambal balado yang pedas dan segar.

Sambal balado terbuat dari cabai merah, bawang merah, bawang putih, dan tomat.

Dendeng Batokok Juga berasal dari Sumatera Barat, dendeng batokok dibuat dengan cara memukul daging yang sudah dikeringkan hingga empuk sebelum digoreng dan dibumbui.

Bumbunya biasanya sederhana, terdiri dari bawang putih, bawang merah, dan cabai.

Kategori :