Kenaikan yield ini mencerminkan ekspektasi pasar terhadap suku bunga yang lebih tinggi di masa mendatang, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap dolar AS sebagai aset yang lebih menarik bagi investor.
Josua Pardede memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.924 per dolar AS sampai dengan Rp16.025 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Rentang ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan fluktuasi yang cukup signifikan dalam nilai tukar, tergantung pada perkembangan lebih lanjut dalam kebijakan moneter AS dan respon pasar global.
BACA JUGA:Banjir Promo Berlangganan Gojek Plus : Pasti Diskon 12Ribu Setiap Transaksi, Yok Diserbu !
BACA JUGA:Wuling Resmi Umumkan Harga Cloud Ev Mulai Rp398 Jutaan : Dari Layar Sentuh hingga Perintah Suara !
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS meliputi:
1. Kebijakan Moneter AS
Pernyataan pejabat The Fed dan keputusan terkait suku bunga memiliki dampak langsung terhadap nilai tukar.
Kebijakan yang hawkish cenderung memperkuat dolar AS dan melemahkan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
2. Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Global
Tingkat inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil di berbagai negara juga mempengaruhi nilai tukar.
Tingkat inflasi yang tinggi di AS, misalnya, dapat menyebabkan The Fed mempertahankan atau menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.
3. Sentimen Pasar
Ekspektasi dan persepsi investor terhadap risiko global dan stabilitas ekonomi memainkan peran penting dalam menentukan nilai tukar.
Ketidakpastian global, seperti ketegangan geopolitik atau krisis ekonomi di negara lain, dapat mempengaruhi arus modal dan nilai tukar.
4. Harga Komoditas