Membagikan kisah lebih lanjut mengenai awal pendirian Waifuna, Almina mengatakan salah satu hal yang melatarbelakangi keberadaan kelompok tersebut adalah keyakinan para mama di Kampung Kapatcol bahwa mereka dapat mengambil peran yang sama dengan para lelaki, yaitu menjaga laut dan memastikan hasil sasi dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga.
BACA JUGA:29 Desa di Jawa Tengah Ditetapkan Percontohan Antikorupsi
BACA JUGA:Pacuan Kuda Lumpur Dompu
Pengelolaan sasi laut oleh kaum perempuan itu didukung penuh oleh para lelaki Kapatcol.
Kepala Kampung Kapatcol, Luis Hay bahkan mengakui para ibu Kapatcol lebih telaten dalam mengelola sasi laut, terutama dalam memastikan hasil panen bermanfaat bagi warga dan dapat dilakukan secara terus menerus.
Sementara itu, Manajer Senior Bentang Laut Kepala Burung YKAN Lukas Rumetna menyampaikan sejumlah keunggulan pengelolaan sasi laut oleh perempuan.
Di antaranya, perempuan memiliki pola pikir yang bersifat jangka panjang sehingga mereka lebih detail dan teliti dalam memastikan seluruh tahapan sasi laut berjalan dengan baik dan terus dilakukan ke depannya.
Perjalanan para perempuan Kapatcol dalam mengelola sasi laut tidak berhasil begitu saja. Almina mengatakan panen pertama mereka mengalami kegagalan.
Tidak ada satu pun target biota laut, seperti teripang yang mereka dapatkan dari pelaksanaan sasi untuk kali pertama di tahun 2011 itu. Meskipun begitu, kegagalan tidak menyurutkan keteguhan dan semangat para mama untuk memastikan sasi laut bermanfaat bagi seluruh warga.
Mereka lantas kembali mencoba melakukan sasi dengan strategi baru, yakni memindahkan lokasi.
Langkah tersebut lalu membuahkan hasil, mereka berhasil membuktikan perempuan mampu mengelola sasi laut.
Kelompok Waifuna dan sasi lautnya terus mengalami perkembangan, bahkan pemerintah desa memperluas wilayah sasi mereka dari 32 hektare menjadi 213 hektare pada tahun 2019.
Prosesi Sasi Laut
Pelaksanaan sasi terdiri atas dua tahapan.
Pertama, penutupan sasi yang ditandai dengan pemasangan papan bertuliskan pemberitahuan wilayah sasi Kapatcol dan hasil laut yang hanya boleh diambil saat sasi dibuka.
Penutupan sasi dilakukan dalam beragam jangka waktu, seperti enam bulan, sepuluh bulan, hingga satu tahun, menyesuaikan kebutuhan warga setempat.