JAKARTA - Dokter anak dari Puskesmas Kramat Jati Jakarta menepis isu yang beredar di masyarakat soal jus jambu dapat menaikkan kadar trombosit dalam darah pasien yang terkena dengue atau demam berdarah.
“Kalau kembali ke panduan, di Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) tidak ada panduan (pasien dengue) harus minum jus jambu untuk menaikkan trombositnya,” kata dr. Arifianto, Sp. A (K) dalam talkshow yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Menanggapi isu tersebut, Arif menuturkan belum ada penelitian lebih lanjut yang dapat membenarkan bahwa jus jambu dapat menaikkan trombosit dalam darah ketika terserang dengue.
Sebaliknya, sampai saat ini hal yang dipercaya oleh dunia medis adalah semua jenis cairan yang layak dikonsumsi oleh pasien dengue dapat memberi manfaat yang baik bagi tubuh agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi).
BACA JUGA:Kisah Sahabat Nabi Muawiyah bin Abu Sufyan (12)
BACA JUGA:Menkominfo Pastikan Jaringan Telekomunikasi Tetap Aman Saat Lebaran
“Jadi masih rancu apakah minum jus jambu memang menaikkan trombosit atau karena trombositnya naik alami saat sudah di fase penyembuhan,” katanya.
Menurut dia kalaupun anak yang terkena dengue diberikan susu HT, cairan elektrolit atau hanya air putih, hal tersebut tidak memberikan pengaruh kepada trombosit anak.
Secara umum, selama kondisi anak masih bisa dirawat di rumah dan gejala anak belum masuk dalam tahap warning sign seperti nyeri perut, muntah presisten hingga pendarahan mukosa, maka pemberian cairan yang mencegah dehidrasi dinilainya masih aman untuk dilakukan.
“Walaupun memang yang kita butuhkan bukan hanya cairan ya tapi elektrolit. Kalaupun harus dirawat cairan elektrolitnya enggak cuma diminum tapi dari infus juga,” ujar dia.
BACA JUGA:Kiat Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Puasa
BACA JUGA:BMKG : Sejumlah Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Hari Ini
Lebih lanjut dirinya menjelaskan virus dengue yang dibawa melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti diketahui tidak langsung menyerang trombosit atau leukosit dalam darah sampai turun.
Hanya saja, adanya gejala-gejala keparahan yang nampak pada pasien merupakan cara sisem kekebalan tubuh merespon adanya partikel asing yang masuk ke dalam tubuh.
“Tidak ada terapi khusus tapi pastikan penuhi cairan dan lewati fase kritis dengan aman,” kata dia.