Pemerintah telah menetapkan target penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Untuk mencapai target ini, intervensi harus dilakukan sejak persiapan sebelum menikah hingga pasca melahirkan.
BKKBN fokus pada pemetaan keluarga 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, Terlalu Banyak) sebagai langkah untuk mengidentifikasi risiko stunting yang dihadapi keluarga.
BACA JUGA:Berpuasa dengan Diabetes: Dokter Beri Panduan Khusus untuk Menghindari Komplikasi, Yuk Disimak !
BACA JUGA:Bukan Limbah, Ini Kandungan Emas Biji Cempedak, Yuk Segera Dicoba!
Faktor-faktor seperti kurangnya sanitasi, air bersih, rumah tidak layak huni, dan pendidikan ibu di bawah SMP dapat meningkatkan risiko anak lahir stunting.
Selain itu, peran suami dalam menekan angka stunting juga sangat penting.
Suami diharapkan membantu menyiapkan makanan bergizi untuk ibu dan anak, serta menjaga kualitas sperma dengan menghindari rokok.
Sedangkan ibu diwajibkan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan hingga dua tahun dengan nutrisi yang baik untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak.
Dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya deteksi dan pencegahan stunting, diharapkan setiap orang tua dapat memberikan yang terbaik bagi perkembangan dan kesehatan anak-anak mereka.
Melalui upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga, angka stunting dapat dikurangi dan generasi masa depan dapat tumbuh dengan optimal. (ant)