Menurut Bapanas, langkah pemerintah menjaga pasokan beras melalui program SPHP serta operasi pasar di sejumlah daerah juga berkontribusi dalam menekan kenaikan harga beras di pasar eceran.
Selain beras, komoditas strategis lain seperti jagung pakan ternak dan kedelai impor juga mengalami koreksi harga.
Harga jagung di tingkat peternak turun menjadi Rp6.538 per kilogram dari sebelumnya Rp6.652 per kilogram.
BACA JUGA:Harga Pangan 9 September 2025: Beras Premium Turun Jadi Rp15.996, Medium Rp13.737 per Kilogram !
Sedangkan kedelai biji kering impor kini di harga Rp10.638 per kilogram, turun dari Rp10.697 per kilogram.
Bapanas menyebutkan penurunan harga kedua komoditas tersebut disebabkan oleh stabilnya pasokan impor.
Selain itu, meningkatnya produksi jagung lokal di beberapa sentra seperti Gorontalo dan Lampung.
Penurunan harga jagung ini diharapkan bisa menurunkan biaya pakan, yang secara tidak langsung membantu menekan harga daging ayam dan telur di pasaran.
Bapanas juga mencatat penurunan harga pada beberapa komoditas protein hewani.
Harga daging sapi murni kini Rp134.385 per kilogram, turun dari Rp134.853 per kilogram.
Sedangkan daging ayam ras turun menjadi Rp38.141 per kilogram dari Rp38.451 per kilogram.
Telur ayam ras, yang sempat menjadi perhatian publik karena harganya menembus Rp31.000 per kilogram pada pertengahan September, kini berangsur turun menjadi Rp29.923 per kilogram.
Sementara itu, gula konsumsi berada di harga Rp17.979 per kilogram, turun dari Rp18.112 per kilogram.
Minyak goreng kemasan juga terkoreksi ke Rp20.835 per liter, turun dari Rp21.019 per liter, dan minyak goreng curah turun ke Rp17.426 per liter.
Adapun produk MinyaKita, yang merupakan bagian dari program minyak rakyat pemerintah, kini dijual Rp17.290 per liter, turun dari Rp17.535 per liter.