Hingga saat ini, jumlah SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) di Indonesia masih terbatas.
Namun, pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur kendaraan listrik.
Polytron sendiri disebut akan bekerja sama dengan beberapa penyedia infrastruktur energi untuk memastikan konsumen tidak kesulitan mengisi daya mobil listrik mereka.
Jika dukungan infrastruktur ini semakin kuat, maka Polytron G 3 berpotensi menjadi pilihan utama di segmen mobil listrik nasional.
Dampak Terhadap Industri Otomotif Indonesia
Masuknya Polytron ke pasar mobil listrik melalui G 3 memiliki dampak besar terhadap industri otomotif dalam negeri.
Beberapa poin penting yang bisa dicatat antara lain:
Meningkatkan kebanggaan nasional, karena ada produk mobil listrik buatan perusahaan lokal yang siap bersaing dengan merek global.
Mendorong percepatan transisi energi, sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon.
Membuka lapangan pekerjaan baru, baik di sektor manufaktur maupun distribusi kendaraan listrik.
Memicu persaingan sehat, sehingga mendorong produsen lain untuk menghadirkan mobil listrik dengan harga lebih kompetitif.
Polytron G 3, Simbol Kebangkitan Otomotif Lokal
Kehadiran mobil listrik Polytron G 3 menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi produk otomotif global, tetapi juga mampu menghadirkan inovasi sendiri.
Dengan desain modern, fitur canggih, performa handal, serta harga yang relatif terjangkau, Polytron G 3 siap menjadi primadona baru di pasar mobil listrik Indonesia.
Jika didukung oleh infrastruktur pengisian daya yang memadai, Polytron G 3 bukan hanya akan laku di pasar domestik, tetapi juga berpeluang menembus pasar internasional.
Era kendaraan listrik di Indonesia kini benar-benar dimulai, dan Polytron G 3 adalah salah satu simbol kebangkitan industri otomotif lokal menuju masa depan yang lebih hijau, modern, dan berdaya saing global.