KAI Palembang Fokus Pengamanan 32 Titik Rawan Bencana

Senin 15 Sep 2025 - 20:09 WIB
Reporter : Erika
Editor : Isro Antoni

PALEMBANG, KORANPALPOS.COM - PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) Divisi Regional III Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), memfokuskan pengamanan 32 titik rawan bencana di perlintasan operasional perusahaan guna memastikan perjalanan kereta api tetap aman dan lancar.

Manager Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti, di Palembang, Minggu, mengatakan faktor geografis wilayah Sumsel di petak jalan tertentu dapat terjadi pergerakan kontur tanah terutama pada musim penghujan, petugas prasarana jalan rel dan jembatan telah melakukan serangkaian mitigasi preventif untuk memperkuat jalur kereta api.

Dia menyebutkan, wilayah itu terutama di 32 titik rawan di antaranya dari petak jalan Stasiun Prabumulih Baru-Penimur, Stasiun Niru- Belimbing Pendopo, Belimbing Pendopo-Gunung Megang, Penanggiran-Ujanmas, Ujanmas-Muara Gula, Muara Enim-Muara Lawai, Merapi-Sukacinta, Lahat-Bunga Mas, Bunga Mas-Saung Naga, Saung Naga-Tebing Tinggi, dan Kota Padang-Lubuk Linggau.

"Daerah-daerah tersebut sudah kita petakan sebagai daerah rawan longsor dan amblas, sehingga perlu diwaspadai saat musim hujan," katanya pula.

BACA JUGA:Wako Ratu Dewa Minta Perbaiki Drainase Cegah Banjir

BACA JUGA:Pengusaha Kue Santuni Anak Yatim

Ia menjelaskan jajaran petugas prasarana jalan rel dan jembatan melakukan serangkaian mitigasi preventif, di antaranya menggunakan KA ukur untuk pemetaan perawatan prasarana prioritas atau alternatif lain dengan track geometry pemetaan troley untuk pengukuran jalur selain KA ukur.

Selain itu, dengan pemeriksaan rutin dengan jalan kaki oleh petugas periksa jalan (PPJ) serta penambahan petugas ekstra di titik-titik rawan tersebut.

Kemudian, pihaknya juga menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di titik rawan dan lokasi strategis. AMUS terdiri dari beberapa material penting untuk pendukung langkah antisipasi penguatan tubuh badan rel yang meliputi rel cadangan, karung berisi pasir, batu kricak, bantalan beton dan bantalan kayu yang dapat langsung digunakan jika terjadi kondisi darurat.

Lalu, menyiapkan alat berat seperti excavator dan MTT (Multi Tie Tamper) yakni alat bantu dalam perawatan jalan rel untuk mempercepat proses perbaikan jalur KA apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dampak dari kondisi cuaca ekstrem serta melakukan pemasangan dinding penahan tanah (DPT) berupa konstruksi bronjong untuk mencegah longsor/amblas di daerah rawan bencana.

BACA JUGA:Edukasi Perajin, Manfaatkan Kriya Sriwijaya

BACA JUGA:Promosi Bersama Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Selain itu, juga terdapat berbagai peralatan perawatan jalan rel cadangan juga telah ditempatkan di titik-titik strategis, seperti peralatan teknis, seperti dongkrak, alat potong rel, pelat sambung, dan penambat rel, serta alat Hand Tie Tamper (HTT) yang berfungsi untuk mengangkat, menata, dan memadatkan ballast (batu di bawah rel) dengan manual (semi otomatis) untuk mengembalikan posisi rel ke elevasi yang diinginkan sehingga jalur rel tetap dalam kondisi optimal dan aman bagi perjalanan kereta api.

Peralatan darurat lain, seperti tenda pleton, chainsaw, serta H-beam untuk perbaikan sementara jembatan juga turut disiagakan, agar dapat digunakan dengan cepat jika terjadi gangguan darurat selama musim penghujan.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan pelanggan dengan melakukan langkah-langkah preventif secara konsisten. Seluruh unit operasional KAI akan terus bersiaga penuh antisipasi musim penghujan berlangsung," ujar Aida lagi. (ant)

Kategori :