KESEHATAN, KORANPALPOS.COM - Jamu, minuman tradisional khas Indonesia yang telah dikenal sejak ratusan tahun lalu kini semakin mendapat perhatian baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Sebagai warisan budaya bangsa, jamu tidak hanya menjadi bagian dari tradisi kesehatan masyarakat tetapi juga menjadi simbol kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan tubuh secara alami.
Secara sederhana, jamu merupakan ramuan herbal yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti akar, daun, batang, biji hingga rempah-rempah yang tumbuh subur di tanah nusantara.
Bahan-bahan tersebut kemudian diolah dengan cara tradisional seperti direbus, ditumbuk atau diseduh untuk menghasilkan minuman yang dipercaya memiliki khasiat kesehatan.
BACA JUGA:Cegah Pikun dengan Bit si Umbi Kaya Nutrisi yang Sering Disangka Buah
BACA JUGA: Parasit Cacing Bisa Sebabkan Pengapuran Otot Jantung dan Gangguan Irama
Sejarah mencatat bahwa jamu telah digunakan sejak era kerajaan Jawa kuno.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai naskah kuno dan relief candi yang menggambarkan peracikan ramuan herbal.
Hingga kini, tradisi tersebut masih terjaga terutama melalui keberadaan penjual jamu gendong yang kerap ditemui di berbagai daerah di Indonesia.
Meski cara penyajiannya sederhana kehadiran jamu selalu dianggap penting karena menyimpan nilai kesehatan sekaligus budaya.
BACA JUGA:GIIAS 2025: Chery Perkenalkan Tiggo Cross CSH Hybrid, Alternatif SUV Terjangkau
BACA JUGA:Cegah Kanker Serviks dengan Jamu Kunyit Sirih
Beragam jenis jamu hadir dengan manfaat yang berbeda-beda.
Misalnya, jamu kunyit asam yang terkenal menyegarkan sekaligus dipercaya dapat melancarkan haid dan menjaga stamina.
Ada pula beras kencur yang sering dikonsumsi untuk meningkatkan nafsu makan dan mengurangi pegal-pegal.
Sementara itu, temulawak kerap dipilih untuk menjaga kesehatan hati dan memperbaiki sistem pencernaan.
BACA JUGA: Singkong Si Ubi Kayu Menjaga Kesehatan Kulit dan Cegah Penuaan Dini
BACA JUGA: Sehatkan Tulang dan Gigi dengan Teh Asam