Sektor perikanan mencatat fluktuasi beragam:
Ikan kembung turun ke Rp34.000/kg dari sebelumnya Rp41.611/kg.
Ikan tongkol turun ke Rp30.714/kg dari sebelumnya Rp34.384/kg.
Ikan bandeng naik ke Rp40.000/kg dari sebelumnya Rp34.760/kg.
Harga garam konsumsi juga mengalami kenaikan, kini berada di Rp13.571/kg, naik dari sebelumnya Rp11.820/kg.
Untuk komoditas cabai lainnya:
Cabai merah keriting justru turun ke Rp41.500/kg dari sebelumnya Rp44.107/kg.
Cabai merah besar naik menjadi Rp45.000/kg dari sebelumnya Rp44.138/kg.
Kenaikan harga yang drastis pada beberapa komoditas memicu kekhawatiran masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah.
Sejumlah pemerintah daerah mulai mengambil langkah mitigasi seperti gelar pasar murah.
Selain itu, distribusi beras SPHP, serta pengawasan terhadap jalur distribusi agar tidak terjadi penimbunan atau spekulasi harga.
Pemerintah pusat melalui Bapanas juga mengupayakan intervensi pasar melalui cadangan pangan pemerintah dan kerja sama lintas kementerian untuk memperlancar distribusi.
“Untuk cabai dan bawang, kita terus bekerja sama dengan sentra produksi seperti Jawa Timur dan Sumatera Barat agar distribusi lancar. Kita juga mendorong program urban farming sebagai langkah jangka panjang,” ujar Arief.
Kenaikan harga ini turut berdampak pada pelaku UMKM, khususnya yang bergerak di sektor kuliner dan pangan olahan.
Banyak pelaku usaha mengeluhkan margin usaha yang kian menipis karena tidak bisa serta merta menaikkan harga jual ke konsumen.
Sementara itu, konsumen rumah tangga mulai melakukan penyesuaian pola belanja, seperti mengurangi konsumsi cabai atau mengganti bahan pangan dengan alternatif yang lebih murah.