Pertandingan melawan Vietnam akan menjadi ujian berat bagi Vanenburg dan pasukannya.
Tim Vietnam dikenal tangguh, disiplin, dan memiliki kualitas teknik individu yang mumpuni.
Namun, Indonesia mendapat keuntungan sebagai tuan rumah dengan dukungan penuh dari puluhan ribu suporter Garuda yang diprediksi memadati SUGBK.
Ini akan menjadi final ketiga antara Indonesia dan Vietnam di tingkat kelompok umur dalam dua tahun terakhir.
Dalam dua pertemuan sebelumnya, Vietnam unggul tipis, namun dengan perubahan gaya main dan filosofi permainan yang dibawa Vanenburg, publik Tanah Air berharap hasil berbeda terjadi kali ini.
Di balik gaya santainya, Gerald Vanenburg dikenal sebagai pelatih yang menuntut kedisiplinan tinggi dari anak asuhnya.
Ia membawa filosofi sepak bola total ala Belanda ke dalam permainan Timnas U-23 Indonesia: pressing tinggi, penguasaan bola, dan perpindahan antar lini yang cepat.
Meski tak memiliki waktu panjang melatih tim ini, perubahan gaya main mulai terlihat, terutama pada keberanian Indonesia dalam membangun serangan dari lini belakang dan mempertahankan intensitas selama 90 menit.
“Saya ingin pemain bermain sebagai satu unit. Tidak perlu superstar, tapi harus saling percaya dan memahami sistem. Kalau itu bisa berjalan, hasil akan mengikuti,” katanya.
Partai final ASEAN U-23 Championship 2025 menjadi momen penting bagi sepak bola Indonesia.
Bukan hanya soal gelar juara, tetapi juga momentum pembuktian bahwa regenerasi pemain dan pembinaan usia muda mulai membuahkan hasil.
“Kami akan berjuang maksimal. Bukan hanya untuk tim ini, tapi untuk rakyat Indonesia yang sudah sangat lama menunggu gelar. Semoga kami bisa membayar kepercayaan itu.”