Kawasaki Estrella sedikit lebih berat, dengan bobot sekitar 161 kg, dan jok yang sedikit lebih tinggi (785 mm).
Meski begitu, handling-nya tetap stabil dan mudah dikendalikan di kecepatan rendah maupun tinggi.
Namun dari sisi kelincahan dan kemudahan dikendarai harian, TU250X mungkin sedikit lebih unggul.
Sistem pengereman juga menjadi perhatian.
Suzuki TU250X dibekali cakram depan dan tromol belakang, sedangkan Estrella memiliki komposisi serupa.
Sayangnya, keduanya belum dibekali ABS yang kini jadi standar di banyak motor modern.
Sesuai DNA retro, baik TU250X maupun Estrella tidak menyematkan banyak teknologi modern.
Panel instrumen TU250X hadir dengan speedometer analog, odometer, dan indikator bahan bakar klasik.
Begitu juga Estrella yang lebih mengutamakan estetika ketimbang digitalisasi.
Namun, versi terakhir TU250X (rilis 2016–2017) sudah mengadopsi sistem fuel injection dengan dual throttle valve, membuat konsumsi BBM lebih irit dan ramah lingkungan dibanding generasi karburator.
Estrella sendiri mempertahankan sistem karburator Keihin CVK30, kecuali untuk pasar Jepang yang sempat mendapat versi injeksi.
TU250X memiliki kapasitas tangki 12 liter, dengan konsumsi BBM rata-rata sekitar 30–35 km/liter, tergantung gaya berkendara.
Sementara Estrella hanya mampu menampung 11 liter bahan bakar, namun memiliki efisiensi serupa.
Keduanya ideal untuk penggunaan harian maupun touring jarak pendek, walaupun TU250X sedikit lebih unggul dari sisi jangkauan.
Suzuki TU250X dibanderol sekitar US$ 4.399 atau Rp 72,8 juta (kurs Rp16.550).
Motor ini tidak dijual resmi di Indonesia, namun masih bisa didapatkan melalui importir umum atau pasar motor bekas.