Kicang: Jajanan Tradisional yang Melekat di Hati Masyarakat

Minggu 08 Jun 2025 - 07:20 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Itulah sebabnya kue kicang sering disajikan dalam acara kenduri atau tasyakuran sebagai simbol permohonan doa dan kebersamaan.

Untuk membuat kue kicang, bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana dan mudah ditemukan, antara lain:

Beras ketan putih (direndam terlebih dahulu)

Gula merah (diparut atau dicairkan)

Santan kelapa

Daun pisang untuk membungkus

Proses pembuatannya diawali dengan mengukus beras ketan hingga setengah matang, kemudian dicampur dengan santan dan dikukus kembali hingga matang sempurna.

Setelah itu, ketan diletakkan di atas daun pisang dan ditambahkan larutan gula merah. Kemudian kue dibungkus dan dikukus kembali sebentar agar rasa manis meresap.

Aroma daun pisang yang khas berpadu dengan legitnya gula merah dan pulen-nya ketan membuat kue ini cocok disantap sebagai teman minum teh di pagi atau sore hari.

Sayangnya, keberadaan kue kicang semakin sulit ditemukan, terutama di kota-kota besar.

Gempuran makanan modern dan instan membuat banyak jajanan tradisional terlupakan.

Di pasar-pasar tradisional pun, kue ini mulai jarang dijajakan karena dianggap kurang komersial dibandingkan produk bakery atau jajanan kekinian lainnya.

Namun, di tengah tren kembali ke makanan tradisional dan alami, kicang mulai dilirik kembali oleh pegiat kuliner dan komunitas pecinta makanan tradisional.

Bahkan beberapa UMKM mulai mengemas kue kicang secara modern agar menarik minat generasi muda.

Meskipun tampak sederhana, kue kicang mengandung sejumlah manfaat kesehatan. Beras ketan kaya akan karbohidrat yang dapat menjadi sumber energi.

Gula merah juga mengandung zat besi, antioksidan, dan mineral alami yang lebih sehat dibandingkan gula pasir.

Kategori :