Menjamin Hak Berhaji Kaum Disabilitas

Sabtu 24 May 2025 - 19:56 WIB
Reporter : Robiansyah
Editor : Dahlia

Dalam soal kuota khusus bagi penyandang disabilitas, sejauh ini pemerintah memang belum memberikannya.

Mungkin karena penyandang disabilitas yang hendak berhaji jumlahnya juga masih sangat kecil.

Namun pemberian kuota khusus, sebagaimana dinyatakan Dante, tetap penting untuk dilakukan.

Kemampuan kaum disabilitas membayar biaya haji umumnya lebih lambat ketimbang masyarakat pada umumnya.

Jikalau jamaah umum saja harus menunggu belasan tahun dan baru dapat berhaji di usia lanjut, maka kalau tidak ada afirmasi, keberangkatan jamaah kelompok disabilitas bakal lebih lama, dan usia mereka juga makin renta lagi.

Jika jamaah umum yang lanjut usia saja sudah sangat berat mengikuti proses peribadatan haji, apalagi bagi jamaah penyandang disabilitas sekaligus lanjut usia.

Salah satu jamaah difabel, Tini Wardi, yang ANTARA temui saat di Madinah Al Munawaroh, menyatakan,  pemerintah hendaknya mengupayakan langkah-langkah lebih serius untuk menjamin hak beribadah haji kaum disabilitas.

Tini mengungkapkan pengalamannya saat hendak berangkat ke Tanah Suci.

Ia mengalami sejumlah hambatan, saat melakukan pendaftaran di Bandung dan berada di asrama haji.

Tini, yang kakinya lumpuh akibat serangan virus polio ketika berusia dua tahun, menilai dukungan fasilitas bagi penyandang disabilitas fisik seperti dirinya masih minim.

Di Asrama haji, ia masih bergabung bersama dengan jamaah umum, di mana sarana MCK-nya belum ramah disabilitas, sehingga ia masih harus merangkak saat hendak mengakses kamar mandi.

Ia juga hanya diperkenankan membawa satu alat bantu saja saat hendak terbang ke Tanah suci. Ia juga sempat dipisahkan dari suaminya, saat proses penerbangan dan di bandara, padahal ia membutuhkannya sebagai pendamping disabilitas.

"Jadikanlah tagline, 'haji yang ramah lansia dan disabilitas', lebih nyata dirasakan kami," kata Tini.

Bagaimanapun, Tini tetap bersyukur bahwa akhirnya ia bisa berangkat ke Tanah Suci dan menjalankan rukun Islam kelima yang sudah 13 tahun diimpikannya.

Ia berjanji akan memanjatkan doa-doa terbaik bagi teman-teman disabilitasnya, agar dapat berhaji seperti dirinya.

Implementasi haji ramah disabilitas, sebenarnya bukan sekadar pemenuhan fasilitas fisik saja, melainkan perlunya perubahan cara pandang (mind set) penyelenggara dan petugas haji terhadap kaum disabilitas, terutama disabilitas yang tidak kasat mata, seperti disabilitas sensorik, intelektual dan mental

Kategori :