Namun, Titanium 3 menandai langkah besar berikutnya dari merek ini karena menjadi EV murni pertama mereka yang menggunakan sasis monokok.
Ini berbeda dari dua saudaranya yang masih menggunakan rangka body-on-frame khas mobil off-road tradisional.
Desain Eksterior: Radikal dan Agresif
Titanium 3 langsung memikat mata sejak pandangan pertama. Tidak ada bentuk atau siluet yang bisa langsung dibandingkan dengan mobil lain.
Desainnya benar-benar unik, bahkan terasa seperti perpaduan antara kendaraan konsep dan mobil militer masa depan.
Garis bodinya tajam dan penuh lekukan ekstrem, terutama di bagian samping, yang memberikan kesan maskulin dan tangguh.
Di bagian belakang, terdapat fitur yang cukup tak lazim: sebuah box berbentuk trapesium dengan kapasitas 28 liter.
Box ini bisa difungsikan sebagai tempat penyimpanan tambahan—praktis untuk pengendara yang suka berpetualang dan membawa perlengkapan outdoor.
Varian dan Performa: Bertenaga dan Penuh Teknologi
BYD menghadirkan Titanium 3 dalam lima varian utama, yaitu dua tipe dengan penggerak roda belakang (RWD), dua tipe 4WD, dan satu varian 4WD Drone Edition yang menjadi primadona.
Versi tertingginya hadir dengan tenaga hingga 422 PS, memungkinkan akselerasi dari 0–100 km/jam hanya dalam 4,9 detik—angka yang sangat impresif untuk sebuah SUV kompak.
Performa ini tak lepas dari sistem penggerak semua roda (AWD) yang canggih dan torsi instan khas motor listrik.
Namun, bukan hanya soal tenaga.
Titanium 3 juga dibekali dengan teknologi berkendara yang sangat modern.
Salah satu fitur andalannya adalah sistem “God’s Eye C” autonomous driving, yang menggunakan kombinasi 12 kamera dan 17 radar untuk memberikan pengalaman mengemudi semi-otonom yang aman dan nyaman.
Suspensinya menggunakan sistem canggih bernama DiSus-C Intelligent Damping Body Control, yang secara otomatis menyesuaikan kekakuan suspensi berdasarkan kondisi jalan, gaya berkendara, dan manuver kendaraan.