Hal ini menjadikan Birawa sebagai representasi dari masa depan kendaraan militer, di mana efisiensi energi dan emisi rendah menjadi prioritas tanpa mengorbankan performa.
"Namanya Birawa EV, dan ini adalah debut pertamanya ke publik. Belum dijual, karena masih dalam tahap pameran dan riset.
Tapi kami sangat optimistis dengan prospeknya," ujar Bernadus Abimantrono, Sales Manager PT MAB, yang akrab disapa Abi, saat ditemui di booth MAB yang terletak di Hall B3 JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Jantung Pacu Tangguh: Motor Listrik 120 kW
Tak hanya tampil beda, jantung pacu Birawa EV juga patut diperhitungkan.
PT MAB membekalinya dengan Permanent Magnet Synchronous Motor (PMSM) yang mampu menghasilkan daya hingga 120 kW atau sekitar 160 tenaga kuda.
Angka ini cukup untuk membawa kendaraan dengan kecepatan maksimum mencapai 150 km/jam, sebuah capaian luar biasa untuk kendaraan berpenggerak listrik di kelas militer.
Lebih dari sekadar kecepatan, Birawa EV juga dirancang untuk ketangguhan.
Sistem All-Time 4WD (four-wheel drive) memastikan seluruh roda mendapatkan distribusi tenaga secara merata, menciptakan traksi optimal di berbagai medan. Ini penting, mengingat mobil militer harus mampu melintasi hutan, lumpur, bebatuan, dan jalur ekstrem lainnya.
"Performa adalah elemen utama di kendaraan militer.
Tapi kini kami juga membawa efisiensi energi sebagai prioritas. Dengan konsumsi hanya 15 kWh per 100 km, Birawa sangat efisien untuk ukuran kendaraan berukuran besar," tambah Abi.
Kapasitas Baterai dan Pengisian Cepat
Untuk menunjang sistem penggeraknya, Birawa dibekali baterai Lithium-ion dari CATL berkapasitas 43 kWh.
Kapasitas ini cukup untuk menunjang operasional harian di medan tugas menengah, dan pengisian daya yang relatif cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam hingga baterai terisi penuh menggunakan sistem fast charging.
Meski masih dalam tahap pengembangan, sistem baterai Birawa sudah mengadopsi teknologi manajemen suhu dan keamanan yang canggih, memastikan performa tetap stabil di berbagai kondisi cuaca dan lingkungan ekstrem.
Hal ini penting untuk kendaraan militer yang kerap beroperasi di luar jangkauan infrastruktur pengisian daya konvensional.