“Langkah pemerintah sangat tepat. Regulasi tidak harus mengekang, tapi seharusnya mendorong inovasi sambil tetap melindungi konsumen. Jika itu bisa berjalan selaras, industri ini akan tumbuh pesat,” tambah William.
Krisis global saat ini membuat banyak pihak mempertanyakan efektivitas sistem keuangan konvensional.
Bitcoin dan aset digital lainnya hadir sebagai jawaban zaman, memanfaatkan teknologi blockchain untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih terbuka, inklusif, dan tahan terhadap intervensi politik.
Dengan jumlah pasokan yang terbatas (hanya 21 juta Bitcoin yang akan pernah ada), serta meningkatnya permintaan di tingkat global, Bitcoin dipandang oleh banyak analis sebagai "emas digital" yang memiliki nilai intrinsik baru di era digital.
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu telah mengubah cara masyarakat memandang investasi. Di tengah krisis dan ketidakpastian, Bitcoin dan aset kripto lainnya mulai menempati posisi strategis sebagai alat diversifikasi dan lindung nilai.
Dengan dukungan infrastruktur digital yang berkembang, regulasi yang progresif, serta tingkat adopsi masyarakat yang tinggi, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekosistem kripto di Asia.
Namun demikian, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa investasi di kripto bukan tanpa risiko.
Edukasi, perencanaan keuangan yang matang, serta penggunaan dana yang tepat menjadi kunci untuk menjadikan Bitcoin sebagai instrumen investasi jangka panjang yang berkelanjutan.